Persib dan Persis Mengutuk Aksi Tawuran Bobotoh Vs Pasopati
Kemenangan Persib Bandung saat laga kontra Persis Solo ternodai aksi bentrokan para suporter. Mereka saling melempar bangku hingga petasan. Laga sempat dihentikan 10 menit.
Manajemen Persib Bandung dan Persis Solo kompak mengutuk kericuhan yang terjadi di Stadion Pakansari Bogor. Bentrok terjadi saat kedua tim menjalani laga pekan ke-32 Liga 1, Selasa 4 April 2023. Pertandingan sempat dihentikan wasit sekitar 10 menit menjelang ke 10 menit akhir laga akibat kericuhan suporter. Wasit menilai situasi tidak kondusif.
Kedua kubu kelompok suporter saling serang di antara tribun kosong yang memisahkan mereka. Kursi stadion dilaporkan beterbangan karena dijadikan objek untuk lemparan, ada juga ledakan suara petasan.
Beruntung, kericuhan yang lebih luas bisa dicegah berkat kesigapan personel keamanan sehingga pertandingan pun bisa dilanjutkan. Dalam pertandingan ini, sempat tertinggal lebih dulu, Persib berbalik mengalahkan Persis Solo 3-1 di akhir pertandingan. Tiga gol PERSIB disumbangkan melalui brace David da Silva dan Frets Butuan.
Persib Tidak Mentolerir Anarkis
Persib menyesalkan terjadinya kericuhan antara Bobotoh dan kelompok suporter Persis Solo. "Persib sama sekali tidak mentolerir tindakan kekerasan atau anarkis yang dilakukan oleh oknum suporter" ujar Direktur PT PERSIB Bandung Bermartabat, Teddy Tjahjono dikutip dari laman persib.co.id, Rabu, 5 April 2023.
"Persib selalu menjunjung tinggi sportivitas, baik di dalam maupun luar lapangan untuk menciptakan iklim sepakbola yang damai, aman dan nyaman. Dengan begitu, sepakbola bisa dinikmati oleh semua kalangan," papar Teddy.
"Kami tentunya mengutuk keras tingkah laku anarkisme yang dilakukan oleh oknum suporter, mereka tidak pernah belajar dan mau sampai kapan bisa berubah kalau mentalitasnya tidak memiliki jiwa sportivitas seperti ini," tegas Teddy.
Persis Solo Mendukung Penegakan Hukum Situasi Kondusif
Persis Solo tidak menoleransi segala bentuk kekerasan di dalam sepak bola, dan mendukung segala penegakan hukum atau sanksi sebagai konsekuensi atas kegagalan untuk menciptakan situasi kondusif di dalam stadion.