Persiapan Rumah Sakit di Surabaya Menghadapi Varian Omicron
Varian baru virus Covid-19, B.1.1.529 atau Omicron yang ditemukan pertama kali di Afrika Selatan. ini menjadi alarm bagi dunia untuk kembali bersiaga. Kesiagaan terhadap virus Covid-19 baru ini juga dilakukan sejumlah rumah sakit di Surabaya.
Seperti yang dilakukan RS PHC Surabaya. Humas PHC Surabaya, Irfan Prayogo mengatakan, mengantisipasi adanya varian baru Omicron pihaknya menerapkan beberapa program.
"Anatara lain, pemasangan QR Code yang terintegrasi dengan PeduliLindungi di setiap akses pintu masuk dan keluar layanan, baik pasien maupun pengantar pasien dan pegawai RS PHC Surabaya," ungkap Irfan, Rabu, 1 Desember 2021.
Selain itu, lanjut Irfan, manajemen juga telah memisahkan gedung dan akses masuk khusus untuk pasien reguler dan Covid-19, skrining kesehatan bagi pasien dan tenaga medis.
Kemudian, pihaknya juga memberlakukan general cleaning dan disinfeksi berkala, petugas ber-APD dan telah tervaksinasi covid hingga dosis ke-3 dan memiliki cluster pelayanan anak, dewasa khusus kandungan dan dewasa umum.
"Untuk tindakan intervensi, mulai dari Kamar Operasi dan ICU juga telah kami pisahkan dan beda gedung. Kami ingin memastikan semua pelanggan merasa aman dan nyaman saat berobat di RS PHC Surabaya," jelas Irfan.
Hal senada juga dilakukan RS Husada Utama Surabaya. Direktur RS, dr Didi Dewanto SpOG mengungkapkan, sesuai arahkan Kadinkes bila mencurigai adanya varian tersebut, bisa segera mengirimkan hasil swab PCR ke ITD Unair untuk dilakukan pemeriksaan WGS (Whole Genome Sequencing).
"Kalau untuk saat ini belum ada kecurigaam ke sana, karena masih zero pasien Covid-19 di RSHU," ungkapnya.
Sama halnya dengan RS Islam (RSI) Jemursari Surabaya. Mengenai varian Omicron, pihaknya melakukan kewaspadaan terhadap pasien-pasien yang mengarah ke varian baru.
Dirut RSI Jemursari, dr Bangun Trapsila Purwaka SpOG-K menyampaikan, pada prinsipnya pihaknya tetap menjaga dan waspada.
"Kewaspadaan yang utama, ada atau tidak adanya varian baru tersebut. Terutama pada IGD, rawat jalan dan tindakan operasi yang kontak antara pasien dan nakes cukup lama, waspada harus selalu ditingkatkan," pungkas Dokter Bangun.