Persiapan Pra-PON, KONI Jatim Panggil Cabor
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur kembali melakukan pemanggilan terhadap seluruh cabang olahraga yang akan bertanding di Pra-PON.
Wakil Ketua KONI Jatim, Irmantara Subagjo mengatakan, pemanggilan ini dilakukan untuk melakukan konsolidasi untuk mematangkan persiapan tiap cabor. Mulai dari kondisi persiapan, peta kekuatan masing-masing daerah, hingga proyeksi medali tiap cabor.
"Beberapa cabor sudah menyampaikan gambaran medalinya, hanya saja sistem Pra-PON ada yang hanya kelolosan dan kuota. Dari pertemuan ini kami ingin mendapat perkembangan puslatda yang ada," ungkap pria yang akrab disapa Ibag.
Selain itu, Ibag menyebut, ada banyak tantangan dalam menyambut Pra-PON ini. Sebab, ada cabor baru, nomor baru, dan atlet baru yang ini membuat persaingan jauh lebih berat.
Tak hanya itu, tantangan berat lainnya adalah kondisi keuangan yang minim membuat KONI Jatim harus menyesuaikan dengan kebutuhan setiap cabor. Misalnya tidak adanya program latih tanding, tidak adanya pembaruan peralatan dan sebagainya.
"Itu yang dicatat untuk kami sampaikan ke pimpinan. Semoga kendala itu bisa diatasi sehingga menyambut Pra-PON lebih maksimal," kata pria yang juga Dosen Olahraga di Universitas Negeri Surabaya itu.
KONI Jatim juga memberikan sejumlah catatan dari hasil tes fisik kepada masing-masing cabor. Sebab, dari catatan terdapat beberapa atlet yang hasil tesnya menurun. Dari catatan itu, ia berharap cabor untuk membenahi kekurangan tersebut dengan berlatih keras.
"Mungkin yang Pra-PON sudah dekat tidak, kalau masih lama akan kami adakan lagi tes fisik," ujarnya.
Hasil Pra-PON nanti akan menjadi acuan KONI Jatim dalam mengirim atlet ke PON. Dengan keterbatasan anggaran, KONI hanya akan mengirim atlet yang meraih emas atau perak di Pra-PON.
Secara umum KONI Jatim berharap bisa mengirimkan atlet sebanyak-banyaknya ke PON XXI Aceh-Sumatera Utara, namun karena dana hibah yang diterima KONI Jatim sangat sedikit, keputusan mengirim atlet yang memiliki prospek meraih medali emas saja yang bakal dikirim ke PON.
"Kami masih berharap ada tambahan dana untuk Puslatda sehingga kami bisa maksimal mengirimkan atlet saat PON 2024 nanti. Terus terang dengan minimnya anggaran ini, kami tidak bisa memenuhi permintaan cabor. Misalnya saat kami panggil cabor panjat tebing, untuk tampil di BK PON butuh peralatan baru terutama yang paling vital yaitu sepatu, karena tidak ada anggaran, ya terpaksa kami tidak bisa memenuhi permintaan ini," pungkas Ibag
Sementara itu, pelatih Panjat Tebing Galar Pandu Asmoro mengaku menyambut Pra-PON ini pihaknya masih optimis bisa memberi kontribusi bagi Jatim. Dari catatan yang ada, beberapa atlet mengalami peningkatan selama puslatda.
Hanya saja, catatan tersebut tidak akan berarti kalau atlet tersebut minim mengikuti kejuaraan. Apalagi, Jawa Timur saat ini diperkuat oleh banyak atlet muda.
"Kami banyak atlet muda sehingga masih butuh jam terbang butuh kesempatan main level nasional. Kalau Kejurnas Junior mereka sudah sering nomor satu, sedangkan kami butuh main di Kejurnas senior mereka ini belum terasah, ini yang kami membutuhkan dukungan KONI," ungkap Galar.
Tak hanya itu saja, mantan juara dunia panjat tebing itu mengaku, timnya membutuhkan dukungan fasilitas peralatan baru. Seperti tali, sepatu panjat dan pegangan baru. Khusus sepatu dan tali sangat dibutuhkan karena masa pakainya sangat cepat apabila sering digunakan untuk latihan.
Advertisement