Persiapan New Normal, Ini Empat Catatan Dokter di Malang Raya
Pertemuan Satgas Peduli Covid19 NU Malang Raya bersama Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa bersama para tokoh masyarakat digelar, Jumat 29 Mei 2020. Hal itu dilakukan dalam rangka persiapan Era New Normal. Dokter Muhammad S Niam, dokter di RS Saiful Anwar Malang, di antara yang mengikuti pertemuan tersebut.
Dokter Muhammad S Niam, yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Nahdlatul Ulama (PDNU) mempunyai sejumlah catatan atas pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dokter Muhammad S Niam, yang memberikan empat catatan penting akan hal itu:
1 Ketika awal disetujui PSBB Malangraya, Polresta Malang membuat panduan PSBB termasuk ibadah harus di rumah saja. Ternyata Walikota tidak berani melarang solat berjamaah di masjid. Maka penerapan protokol pun setengah-setengah:
-di dalam masjid distancing tapi di halaman berjubel,
-hand sanitizer dipake asal semprot,
-tidak semua menggunakan masker atau menggunakan masker tidak menutup hidung dan mulut,
-distancing dibuat asal kucing bisa lewat.
2 Saat saya mengantarkan tiga anak keponakan naik mobil saya atur.
"Saya sendirian di depan, dua di tengah berjauhan, dan satu di belakang karena khawatir ada pemeriksaan. Ternyata di jalanan banyak mobil 7 kursi terisi penuh dan motor berboncengan bahkan tanpa masker bebas berkeliaran tanpa ada polisi berjaga-jaga," tutur Dokter M S Niam.
"Konon petugas hanya di check point perbatasan antar daerah. Panduan Polwil bahwa motor tidak boleh berboncengan dan mobil hanya diisi maksimal 50% kapasitas tidak dilaksanakan," tuturnya.
3 Saat melintasi jalan di sisi utara lapangan Rampal milik tentara menjelang lebaran, saya lihat semua warung makan buka dan banyak pengunjung berkerumun tanpa distancing dan tanpa masker.
4 Beberapa toko kelihatan tertutup tapi di dalam banyak pengunjung
"Mohon yang tinggal di Malang atau yg tinggal di kota lain mengetahui hal-hal serupa sehubungan dengan ini menambahkan. Agar kita berintrospeksi apakah PSBB itu hanya alasan politis atau memang didasari niat menghentikan wabah," kata Dokter Muhammad S Niam.
Dalam catatannya, ia sempat mengkritik kebijakan yang berlaku di Malang Raya terkait pencegahan pandemi COVID-19. Ia sempat memelesetkan singkatan PSBB (Pembatasan Sosial Bohong Bohongan) Malangraya. Dokter Muhammad S Niam menulis catatannya itu, pada akun facebooknya miliknya, pada 25 Mei pukul 21.24.
"Sungguh mulia pesan dan sarannya bagi para dokter dan tenaga kesehatan.
"Semoga semua masyarakat yang sependapat dengan dia senantiasa diberi kesehatan dan dijauhkan dari penyakit dan wabah Covid19, agar tidak menyesal di belakang hari memaki-maki dirinya sendiri. Bagaimana menurut panjenengan semua?" katanya, dalam catatan yang lain.
Advertisement