Persiapan Angkutan Lebaran, Daop 9 Jember Lakukan Perawatan Lokomotif
Sejumlah petugas Depo Lokomotif DAOP 9 Jember terlihat sibuk. Mereka melakukan pengecekan dan perawatan lokomotif. Selain mengecek bagian luar lokomotif, petugas juga mengecek bagian dalam, termasuk mengganti oli, turbo, dan kelistrikan.
Menurut Manager Hukum dan Humas Daop 9 Jember, Cahyo Widiantoro mengatakan perawatan lokomotif di Daop 9 Jember memang dilakukan secara berkala. Perawatan ini bertujuan untuk menjaga keandalan dan kelancaran operasional kereta api di wilayah Daop 9. Kali ini, perawatan terhadap lokomotif sebagai persiapan masa angkutan lebaran tahun 2025.
Daop 9 Jember menargetkan menargetkan perawatan dan modifikasi terhadap 128 unit sarana selama tahun 2025, yang terdiri dari 11 lokomotif dengan berbagai tingkat perawatan (P1 hingga P72 serta GCU), 105 kereta dengan perawatan berkala sesuai standar operasional, dan 12 gerbong yang juga akan menjalani perawatan.
Hal yang paling penting dalam perawatan, adalah terkait kelistrikan. Kelistrikan lokomotif harus benar-benar siap operasi sebelum diberangkatkan untuk menarik rangkaian kereta.
Seluruh petugas yang melakukan perawatan telah mendapatkan pelatihan berkala dan lulus sertifikasi. Sehingga mereka melakukan perawatan untuk menjaga standar kualitas yang tinggi. Perawatan juga menggunakan teknologi digital dengan memanfaatkan aplikasi mobile dan dashboard berbasis web untuk mempermudah pemantauan jadwal dan status perawatan.
Selama angkutan lebaran, Daop 9 Jember juga menyiapkan dua lokomotif cadangan yang ditempatkan di Stasiun Banyuwangi dan Jember. Dua lokomotif tersebut sewaktu-waktu dapat dipakai saat terjadi keadaan mendesak.
Selain perawatan, Daop 9 Jember juga melakukan observasi lapangan atau rampcheck terhadap sarana Daop 9 Jember telah dilaksanakan oleh tim Balai Teknik Perkeretaapian (BTP) DJKA Surabaya pada 4-6 Maret 2025. Hasil rampcheck menunjukkan bahwa seluruh sarana dinyatakan siap dioperasikan sesuai dengan standar pelayanan yang berlaku.
Cahyo mencatat pada tahun 2025, jumlah sarana mengalami peningkatan sebesar 33,33% dibandingkan tahun 2024. Dengan bertambahnya jumlah armada, frekuensi perawatan sarana juga meningkat.
Selain itu, masa jeda antara Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) ke Angkutan Lebaran tahun ini lebih pendek dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh karena itu, tim perawatan di depo harus bekerja lebih cepat dan efisien untuk memastikan seluruh armada dalam kondisi optimal.
Dengan langkah-langkah ini, diharapkan peningkatan jumlah sarana tidak hanya memperbesar kapasitas angkut, tetapi juga tetap menjaga standar keselamatan dan kenyamanan bagi para pemudik.
KAI Daop 9 Jember juga telah melakukan inspeksi langsung terhadap kondisi sarana yang sedang beroperasi maupun yang dalam posisi stabling di beberapa lokasi, seperti Depo Lokomotif Jember, Emplasemen Stasiun Jember, Depo Lokomotif Ketapang, Depo Kereta Ketapang, serta Emplasemen Stasiun Ketapang. Inspeksi ini mencakup pengecekan kebersihan, kondisi pendingin udara, serta ketersediaan dan kesiapan alat keselamatan, termasuk palu pemecah kaca darurat dan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
"Manajemen memastikan bahwa seluruh peralatan dalam kondisi siap operasi agar dapat digunakan secara optimal jika diperlukan,” katanya, Kamis, 20 Maret 2025.
Guna mendukung perawatan dan operasional yang lebih baik, Daop 9 Jember juga melakukan investasi dalam fasilitas darurat, seperti rerailing jack equipment, yang berfungsi untuk mengevakuasi sarana yang mengalami anjlokan atau keluar dari rel (derailment), dengan cara mengangkat dan menggeser roda agar kembali menumpu pada rel.
Selain itu, implementasi digitalisasi terus dilakukan, termasuk pemasangan dashboard pemantauan real-time di area depo lokomotif Jember dan penggunaan checksheet digital untuk pemeriksaan kereta. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi, kualitas dan penyeragaman pelaporan serta dokumentasi perawatan.
Dalam mendukung operasional yang lebih baik, berbagai peningkatan fasilitas depo juga dilakukan dengan beberapa tahapan. Pertama melakukan improvement pada sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) guna menjaga kebersihan lingkungan dan mendukung environmental sustainability.
Kemudian melakukan normalisasi ukuran balok tumpuan untuk rerailing jack equipment guna meningkatkan efisiensi evakuasi sarana. melakukan peningkatan alat kerja/tools otomatis (electric) serta kalibrasi berkala alat ukur untuk menjaga standar kualitas perawatan. "Yang sangat penting diperhatikan adalah terkait kelistrikan. Selain itu juga terkait oli dan turbo," pungkasnya.
Advertisement