Persi: Tanggulangi HIV/AIDS Bisa Tiru Penanganan Covid-19
Koordinator Wilayah Persatuan Rumah Sakit (Korwil Persi) Surabaya, dr Didi Dewanto, mengatakan, upaya untuk menurunkan kasus HIV/AIDS di Kota Surabaya, yang sampai Oktober 2023 mencapai 1.112 kasus, harus dilakukan oleh berbagai pihak.
Upaya untuk menanggulangi HIV/AIDS tidak hanya satu dinas atau instansi saja melainkan semua stakeholder, yakni pemerintah dan masyarakat.
Kata dr Didi, kasus HIV/AIDS ini seperti gunung es. Artinya yang tampak hanya pada puncaknya saja, padahal di bawahnya masih banyak kasus yang belum ditemukan. Karena itu, dalam mencegah dan menanggulanginya perlu komitmen bersama seluruh stakeholder.
"Community lead the community. Virus HIV/AIDS ini bisa dan rawan menjangkit siapa saja, termasuk komunitas seperti komunitas LSL (Lelaki Suka Lelaki), transgender, pekerja seks, pengguna narkoba suntik," tuturnya pada Rabu, 29 November 2023.
Didi juga menambahkan, masyarakat saat ini harus sadar, bahwa siapa pun bisa tertular HIV. Karena itu, harus tumbuh namanya kewaspadaan universal. Setiap lelaki yang mau berhubungan seks dengan pekerja seks harus memakai kondom.
"Kesadaran itu harus dibangun dari sendiri dengan deteksi dini. Harus sadar bahwa dirinya melakukan aktivitas beresiko tinggi terjadi penularan. Makanya, harus sering sering vct ke puskesmas yang ada di Surabaya untuk memastikan bahwa dirinya tidak tertular virus," tambahnya.
Didi menambahkan, pencegahan HIV di Kota Surabaya dapat ditekan secara masif, jika melibatkan banyak instansi. Tentu, ini harus dengan rencana-rencana aksi yang berkelanjutan, tidak secara sporadis.
"Bila perlu seperti pencegahan pandemi COVID-19, BIN diterjunkan, militer, bahkan sampai BNPB. Susunan itu namanya Pentahelix. Itu yang harus diperkuat lagi untuk menurunkan angka HIV/AIDS," pungkasnya.