Persebaya Payah, Bonek Marah
Penampilan Persebaya benar-benar payah. Menjamu PSS Sleman, Selasa 29 Oktober 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, penampilan mereka di bawah standar. Hasilnya, Bajul Ijo pun kalah 2-3 dari tim tamu. Tak ayal suporter setia mereka, Bonek Mania pun marah.
Usai pertandingan, ratusan Bonek Mania turun ke lapangan. Diawali dari Bonek tribun kidul atau selatan, kemudian diikuti Bonek dari sisi utara. Mereka pun berlarian menghampiri para pemain untuk melancarkan protes atas kinerja buruk skuat Bajul Ijo.
Beberapa di antaranya bahkan hendak menerobos masuk ke lorong menuju ke ruang ganti pemain, namun dihadang oleh aparat keamanan yang berjaga di sepanjang lokasi. Akibatnya, mereka pun melampiaskan amarahnya dengan merusak sejumlah fasilitas stadion yang dipersiapkan untuk salah satu venue Piala Dunia U-20 itu.
Sejumlah Bonek yang tak puas dengan hasil ini pun melakukan pengerusakan berbagai fasilitas stadion, mulai bench pemain, eboard sponsor di tepi lapangan, hingga melakukan pembakaran spanduk di sejumlah tribun stadion GBT.
Kekecewaan Bonek sebetulnya sudah tampak sejak sebelum kick off dilakukan. Pasalnya, Bonek sudah lebih dulu menyalakan flare dan smoke bomb.
Flare pertama kali menyala di belakang gawang PSS Sleman atau di tribun utara stadion GBT saat kedua kesebelasan baru memasuki lapangan. Sementara itu tampak Bonek dari sisi tribun utara, tribun yang biasanya ditempati elemen suporter yang menamakan dirinya Green Nord membentangkan spanduk berukuran besar bertuliskan "Sepurane Arek-Arek Pengen Persebaya Menang C*k"
Spanduk itu sengaja mereka buat sebagai protes mereka atas hasil hasil minor yang diperoleh Persebaya dalam lima laga sebelumnya. Dengan rincian tiga kali imbang, sisanya tumbang.
Cemoohan serta hujatan dilontarkan Bonek pada Persebaya nyaris di sepanjang babak pertama. Apalagi setelah Bajul Ijo tertinggal. Hasilnya, suasana di stadion pun mulai memanas. Bahkan Bonek yang menghuni tribun utara pun memilih meninggalkan tribun sesaat setelah babak pertama usai. Sebelum melakukan aksi ini, mereka juga sempat menyalakan flare.
Ini sebagai bentuk protes sekaligus kekecewaan mereka atas penampilan buruk Persebaya di pertandingan tersebut. Akibatnya tribun di sisi itu pun tampak melompong. Dukungan bagi Persebaya pun jauh berkurang.
Aksi serupa juga pernah dilakukan Bonek saat Persebaya menjamu Persipura Jayapura dalam laga pekan ke-12 pada 2 Agustus 2019 lalu. Bonek yang mengisi tribun utara juga memilih meninggalkan tribun mereka sebagai bentuk protes mereka atas penampilan buruk Persebaya.
Sementara, di tribun sisi timur terbentang koreo berukuran besar membentuk tulisan "Opo Lali Rumus Menang".
Di sepanjang babak kedua, Bonek juga memilih diam dan tak lagi memberikan chant dukungan seperti saat babak pertama. Sebaliknya, chant dari suporter PSS pun terdengar lantang.
Tampaknya, mereka menepati janjinya untuk tidak menyuarakan chant-chant dukungan setelah Persebaya tertinggal. Bahkan aksi diam ini berlanjut di sepanjang babak kedua.
Diketahui, sebelumnya koordinator Green Nord (tribun utara), Cak Conk, pernah menyatakan bakal melakukan aksi diam jika Persebaya kembali gagal menang atas PSS Sleman.
"Misalkan lawan PSS Sleman hasilnya tidak bagus, tentu ada warning dari kita kepada manajemen. Seperti apa? tunggu saja," ujar Cak Conk, pada 26 Oktober lalu.