Persaingan Nilai PPDB SMK Negeri di Hari Terakhir Semakin Ketat
Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) akan ditutup pada hari ini, Sabtu 27 Juni 2020 pukul 23.55 WIB. Hingga berita ini diturunkan, perebutan posisi berdasarkan nilai akademik semakin ketat. Banyak siswa yang semula bertangger di rangking atas, tiba-tiba melorot dan tersingkir. Dia kalah dengan siswa lain yang nilai akademiknya lebih tinggi.
Seorang wali murid, Deny Listyowati menuturkan, persaingan nilai di hari terakhir semakin seru. Dia mengambil contoh, putrinya Endah Pratiwi mendaftar di SMK Negeri 5, Jalan Prof Dr Moestopo Surabaya, mengambil jurusan Kimia Analis.
Waktu pendaftaran hari kedua, Jumat 26 Juni 2020, posisi putrinya masih berada di urutan ke-34, dari pagu sebanyak 74 siswa.
"Anak saya pada hari Jumat, 27 Juni 2020 pukul 02.00 WIB, posisinya melorot ke urutan 53. Nilainya 75,6. Hari ini, pukul 06.00 WIB, tersingkir oleh siswa yang memiliki nilai akademik terendah 77,4," ungkap Deny.
Sekarang harapannya tinggal pada pilihan kedua, bidang perhotelan dan pariwisata di SMK Negeri 6 Margorejo, Surabaya. "Kabarnya belum banyak peminatnya. Kalau pililhan yang kedua ini gagal juga, terpaksa harus masuk sekolah swasta," sambung Deny.
Menurut data dari laman PPDB Provinsi Jawa Timur, jurusan di SMK Negeri di Surabaya yang paling banyak diminati adalah Multi Media, Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik dan Mangemen Perawatan Otomotif, Kimia Analisis, Kimia Industri, Akuntansi dan Lembaga Keuangan serta jurusan Teknik Tenaga Listrik.
Dari 13 SMK Negeri di Surabaya yang paling banyak diburu antara lain SMK Negeri 1 Jalan SMEA Wonokromo, SMK Negeri 5 Jalan Prof Dr Mustopo, SMK Negeri 6 Margorejo, dan SMK Negeri 10 Keputih. Alasannya di SMK ini memiliki banyak jurusan.
Bagi siswa yang hingga pagi ini belum mendaftar, masih punya kesempatan untuk memilih SMK yang pagunya belum dikunci. Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) SMK ini berbeda dengan PPDB SMA yang memiliki beberapa Jalur.
Antara lain jalur zonasi, prestasi, afirmasi, domisili. Dan syarat satu lagi yang kontroversi yakni usia. Syarat yang terakhir ini mengakibatkan banyak siswa berusia muda gagal masuk ke SMA Negeri yang dituju.
Sedang SMK lebih pada nilai akadimek. Zonasi tidak manjadi syarat. Meskipun seorang siswa mempunya nilai tinggi, tidak berarti siswa tersebut bisa melanggang masuk ke SMK yang menjadi pilihannya. Kalau sampai salah dalam mengatur strategi dan pilihan bisa tersingkir.
Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdukbud Hamid Muhammad mengatakan, PPDB SMK menarik untuk dicermati. Selain tidak menggunakan syarat domisili terdekat dengan sekolah, masih berpatokan pada hasil nilai akademik siswa.
Siswa dan orangtua murid harus punya strategi supaya bisa diterima di SMK Negeri. Salah satu strateginya ialah tidak bertumpu pada jurusan yang diinginkan, melainkan juga melihat jurusan lain yang masih belum banyak peminatnya.
"Kalau kita perhatikan persaingan yang cukup ketat pada hari terakhir ini. Nilai-nilai tinggi bermunculan, menggesar nilai siswa lain yang ada di bawahnya," kata Hamid Muhammad, Sabtu 27 Juni 2020.
Menurut Hamid, SMK sekarang bukan lagi menjadi sekolah pelarian, tapi menjadi sekolah pilihan. Dan pemerintah terus berusaha memperbaiki mutu SMK melalui kerjasama dengan perusahan sesuai dengan jurusan masing-masing.
"Sehingga lulusan SMK menjadi tenaga kerja siap pakai, tidak ada yang nganggur," kata Hamid Muhammad.