Perpusda Kota Malang Minim Koleksi Buku Khas Daerah
Plt Sekretaris Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah (Perpusda) Kota Malang Sri Umiasih mengatakan, koleksi buku referensi yang mengandung ciri khas kedaerahan Kota Malang sangat minim.
"Dari sekitar 178 ribu koleksi buku yang kita miliki hanya sekitar 263 buka tentang ciri khas kedaerahan. Koleksi kita sangat terbatas," katanya saat diwawancarai, Rabu, 20 Maret 2019.
Meski begitu, lanjut Umiasih, kunjungan setiap harinya mengalami peningkatan, apalagi pada hari Sabtu dan Minggu kunjungannya meningkat drastis.
"perhari biasanya ada sekitar 700 sampai 800 orang yang mengunjungi. Kalau hari Sabtu dan Minggu bisa sampai 900 orang," katanya.
Karena itu, Perpusda Kota Malang merupakan perpustakaan daerah di Jawa Timur yang paling tinggi pengunjungnya. "Mungkin karena di Malang paling banyak perguruan tingginya," katanya.
Melihat kondisi tersebut, Sri mengatakan, Pemkot akan berupaya mengumpulkan literatur yang khas Malang. Caranya, perpusda akan mengadakan lomba penulisan buku tentang Kota Malang. "Ini langkah awal mengembangkan koleksi perpustakaan berbasis kekhasan daerah," katanya.
Sementara, Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang Dwi Cahyono mengatakan sudah saatnya perpusda Kota Malang memiliki koleksi-koleksi buku tentang muatan lokal kedaerahan. "Perpustakaan daerah itu yang perlu ditekankan ya kedaerahannya," kata Dwi.
Dwi menambahkan apabila banyak orang yang ingin mencari tahu tentang suatu daerah, seharusnya bisa dengan mengunjungi perpustakaan yang ada di daerah tersebut.
"Tetapi perpusda belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut. Mestinya buku-bukur referensi tentang Malang lebih diperbanyak lagi dari pada buku tentang umum," ujarnya.
Koleksi yang lebih beragam mengenai buku-buku umum mudah diakses di berbagai perpustakaan sekolah atau kampus. Karena itu, kata Dwi, Perpusda perlu memiliki ciri khas dengan menonjolkan literatur kedaerahan.
"Kalau bisa, tidak hanya Kota Malang, tapi Malang Raya. Karena dengan semakin luasnya cakupan akan memudahkan pendokumentasian literatur mengenai Malang. Karena kekhasan daerah yang dimaksud bisa berdasarkan cakupan daerah dari lintas masa atau zaman," katanya.
Dwi Cahyono menambahkan, Malang bisa menjadi perintis pengembangan koleksi perpustakaan berdasarkan kekhasan daerah. Potensi tersebut didukung dengan tingginya iklim pendidikan di Kota Malang. "Karena perpustakaan daerah lain belum bisa diharapkan," katanya. (fjr)
Advertisement