Perpustakaan di Pusat Kota Luasnya 3 Kali Lahan DPRD dan Balai Pemuda
Bangunan di tengah kota Merlbourne itu semula saya kira balaikota. Sebab, bangunannya tampak istimewa di antara bangunan pencakar langit yang modern di sekitarnya. Gedungnya kuno, megah dan berwibawa jika dilihat dari ketinggian dan kejauhan.
Makanya, begitu tiba di ibukota Victoria Australia, Jumat (8/12/2017), bangunan itu langsung bikin penasaran. Makanya, setelah mandi dan istirahat sejenak, saya tak kuasa menahan diri untuk jalan-jalan sekaligus melongok bangunan kuno tersebut. Sekalian jalan-jalan pagi menggantikan kebiasaan senam jika sedang di Surabaya.
Setelah berkeliling beberapa blok dan menyempatkan ngopi serta sarapan pagi, saya pun mendatangi gedung tersebut. Dari kejauhan sudah terlihat hamparan rumput yang membuat makin indah bangunan berarsitek Eropa itu.
Dari depan, sudah kelihatan kalau bangunan itu adalah kawasan publik. Banyak orang berjemur di halaman gedung yang terhampar rumput hijau. Ada yang membaca buku, ada yang bersama anak-anaknya, dan ada yang berpasang-pasangan. Matahari kayaknya betul-betul memanjakan mereka.
SELUAS BALAI PEMUDA DAN DPRD
Begitu mendekat, eh ternyata dugaan saya salah. Bangunan kuno yang megah di pusat kota itu ternyata bukan bailkota. Tetapi, Victoria State Library alias Perpustakaan Negara Victoria. Bebeberapa patung umur ratusan tahun dan patung orang membaca menjadi penanda utama.
Perpustakaan di kawasan strategis kota? Ya. Saya pun langsung teringat kawasan Balai Pemuda Surabaya yang sekarang sedang kisruh karena sebagian bangunannya dibongkar untuk dibangun gedung DPRD yang baru. Padahal bangunan yang dibongkar itu adalah masjid dan kantor Dewan Kesenian.
Perpustakaan Di Melbourne ini luasnya kurang lebih sama dengan seluruh kawasan Balai Pemuda plus Gedung DPRD sebelahnya. Total bangunannya bisa tiga kali luas lahan tersebut.
Masih penasaran, saya pun masuk gedung perpustakaan tersebut. Semua orang bebas berkunjung. Pintu terbuka terus untuk umum sepanjang jam kerja. Senin sampai Kamis buka jam 10 pagi hingga 9 malam. Sedangkan Sabtu-Minggu buka jam 10 sampai 6 sore. Luar biasa.
Begitu masuk lobi suasananya tidak seperti perpustakaan. Hampir seperti ruang Merah Putih Balai Pemuda. Hanya saja, ini jauh lebih luas.
Setelah memasuki ruang lobi, bagian dalam ada ruang baca dan layanan perpustakaan. Sebelah kiri terdapat ruang Geneology Center. Di ruangan yang lapang dan terlihat kuno itu tersedia tempat mainan untuk anak-anak dan balita. Ibu-ibu bisa menikmati layanan perpustakaan sambil momong anaknya.
ADA GALERI LUKISAN
Gedung Perpustakaan ini luasnya seluas kawasan Balai Pemuda. Bukan hanya bangunanya. Tapi semua lahan balai pemuda plus gedung DPRD yang ada sekarang.
Perpustakaan yang berdiri sejak abad 18 ini terdiri dari 4 lantai. Di lantai dua, digunakan untik galeri lukisan. Berbagai koleksi lukisan yang berumur ratusan tahun di pajang di gedung yang terawat sangat rapi itu.
Lukisan-lukisan itu tidak sekadar dipajang dan dirawat dengan rapi. Masing-masing juga ada penjelasan karya pelukis siapa, dibuat tahun berapa, dan dikoleksi perpustakaan kapan. Semuanya kaya dengan informasi yang memperkaya pengetahuan pengunjungnya.
Memasuki gedung perpustakaan ini langsung terbawa suasana hening. Semua sibuk dengan bacaannya masing-masing. Selain buku-buku konvensional, juga tersedia ratusan ribu judul buku elektronik. Ada satu ruangan besar yang hanya berisi kumpulan surat kabar dan dokumen-dokumen penting.
Di halaman perpustakaan pun, banyak orang yang berjemur sinar matahari sambil membaca buku. Tidak ada yang sekedar bercengkerama satu sama lain. Kalau ada, beberapa orang yang memainkan permainan catur dengan bidak besar di depan pintu masuk perpustakaan. Kayaknya semua memang sengaja diajak berpikir.
Perpustakaan juga tak pernah sepi dari kegiatan. Selain pameran, diskusi dan seminar, juga ada lomba-lomba kreatifitas yang memancing kesenangan orang terhadap perpustakaan. Misalnya lomba foto sudut-sudut perpustakaan dan sebagainya.
Dari perpustakaan ini memang terlihat peradaban masyarakatnya. Meski sekitarnya berkembang menjadi kawasan bisnis yang mahal, gedung perpustakaan itu tetap dipertahankan. Tak diusik sedikit pun. Dan dilihat dari koleksi dan perawatan bangunanya, pemerintah setempat pasti banyak sekali membelanjakan anggarannya untuk perpustakaan.
Ini yang masih jauh berbeda dengan kita. Perpustakaan ditaruh di pinggiran kota. Mengaca dari Pemerintah Victoria di Melbourne, seharusnya semua kawasan Balai Pemuda dijadikan area perpustakaan dan pusat kebudayaan serta kesenian. Bukan malah digusur jadi gedung DPRD.
Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf yang sedang di Melbourne untuk menghadiri wisuda sarjana anaknya juga melihat pentingnya fasilitas perpustakaan sebagai identitas peradaban kota. "Saatnya, perpustakaan menjadi bagian sangat penting pengembangan kota," katanya.
Ia juga mencita-citakan menbangun pusat kebudayaan yang integrated dengan perpustakaan, galeri kesenian, pusat kegiatan pemuda dan pusat pameran perdagangan produk anak bangsa. (Arif Afandi dari Melbourne)
Advertisement