Perpaduan Tari Budaya Indonesia Jerman Bawa Isu Sosial Kehidupan
Gerak tari perpaduan budaya Indonesia-Jerman yang dikemas dalam dance showcase berhasil memukai ratusan pasang mata, yang hadir di Balai Budaya, Surabaya, Sabtu, 1 April 2023 malam.
Acara yang bertajuk "Indonesia-Jerman Dance Showcase” ini merupakan hasil kolaborasi antara Wisma Jerman dengan Dimar Dance Theatre.
Cultural Program Assistent Wisma Jerman, Dhahana Adi Pungkas mengatakan, karya tari yang dibawakan tidak hanya asimilasi dua kebudayaan antara Jerman-Indonesia saja, tapi juga membawa pesan tentang isu sosial di masyarakat.
"Karya pertama berjudul Shadow of The Horse yang berangkat dari kegelisahan
atas mulai dilupakannya nilai-nilai tradisi akibat gempuran teknologi. Lalu, karya kedua yaitu berjudul Nevermind yang didasari oleh sebuah beban pikiran atau situasi dan tekanan dari komentar dan omongan orang di sekitar tentang kita," terang Ipung sapaan akrabnya.
Dari kedua karya tersebut, pihaknya ingin mengajak masyarakat menyadari bahwa di setiap diri seseorang itu punya value dan tak perlu memikirkan apa kata orang lain.
Pada gelaran malam itu menghadirkan 7 penari dan tiga koreografer dari Dimar Dance Theatre yaitu Martina Feiertag (Jerman), Dian Bokir (Indonesia) dan Stephanie Koerner (Jerman).
Dian Bokir tampil pada karya pertama yang membawakan tarian kuda lumping yang dipadukan dengan art, lantunan tembang jawa dan gerakan tarian modern.
Sementara Martina Feiertag dan Stephanie Koerner tampil pada karya kedua membawakan tarian perpaduan Indonesia - Jerman dengan sentuhan tarian Afrika.
"Jadi ini semacam bentuk eksistensi Wisma Jerman untuk menjembatani hubungan Indonesia-Jerman yang sudah dibina sejak lama. Pertunjukan kultural ini dikemas semenarik mungkin agar tidak membingungkan dan bisa menjadi hiburan, masyarakat Surabaya khususnya," jelasnya.
Ipung menjelaskan, setelah pertunjukan tari digelar esok harinya akan ada workshop bagaimana mengabungkan tari tradisional dan modern, yang akan diisi oleh Dian Bokir dan Martina Feiertag.
"Workshop ada dua sesi dan sangat diminati, karena kuota yang disediakan sudah habis terisi. Mereka berkesempatan menimba ilmu dengan Dian Bokir dan Martina mengenai gerak dan tari," paparnya.
Wisma Jerman sebagai lembaga kebudayaan Indonesia-Jerman berharap, pertunjukan malam ini bisa menjadi warna bagi penikmat seni. Disisi lain juga ingin menumbuhkan minat dalam seni tari dan gerak dalam masyarakat.
"Harapannya, masyarakat umum di Surabaya khususnya bisa mengembangkan seni budaya dan budaya modern tanpa harus meninggalkan budaya manapun," tandasnya.