Pernikahan Anak Tak Manut Primbon, Bapak Pilih Gantung Diri
Bagi sebagian orang, manut perhitungan primbon adalah segalanya. Terutama orang orang-orang sepuh Jawa, apalagi penganut Kejawen. Jika tak sesuai dengan perhitungan primbon, selain dikhawatirkan akan terjadi hal-hal yang tak diinginkan nantinya, juga akan menjadi beban pikiran. Hatinya rasanya kurang sreg dengan hajatan yang akan dilangsungkan.
Itu pula yang diduga melatarbelakangi seorang seorang pria paruhbaya berinisial SY (52) nekat mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri. Pria SY ditemukan tewas tergantung di rumahnya, Desa Kedungwinangun, Kecamatan Klirong, Kebumen, Jawa Tengah, Senin 25 Januari 2021 lalu.
Dugaan tetangga dekatnya, SY diduga nekat mengakhiri hidupnya karena beban pikiran anaknya akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat. Namun sayangnya, keinginan anak dengan ayahnya tak sejalan dalam urusan penentuan tanggal pernikahan.
Sebagai anak yang hidup di zaman milenial, biasanya tak terlalu mempercayai soal hari baik. Sebaliknya, sebagai orang Jawa tulen ditambah penganut Kejawen yang taat, SY sangat percaya sekali dengan perhitungan primbon. Segala kelakuan dan tindakan harus disesuaikan dengan primbon.
Karena tak ada titik temu soal hari baik itu, diduga akhirnya SY memilih untuk mengakhiri hidupnya. Peristiwa gantung diri SY itu pertama diketahui oleh istri korban sekitar pukul 03.45 WIB. SY awalnya pamit mau pergi ke belakang sekitar pukul 03.00 WIB.
"Namun sudah berselang 30 menit tak kunjung kembali," kata Sugiyanto melalui rilis tertulis yang diterima, Selasa 26 Januari 2021.
Ia mengatakan, istri yang curiga lantas menyusul suaminya ke belakang. Namun, betapa terkejutnya saat ia melihat suaminya tewas tergantung di dapur.
“Sang istri menjerit histeris hingga tetangga sekitar datang ke rumahnya,” ujarnya.