Pernah Jadi OTG Lalu Jadi Kebal Covid-19, Jangan Sombong Dulu
Jangan pernah membusungkan dada jika Anda pernah menjadi penyintas Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala (OTG). Jangan pula sekali-kali menganggap Anda sudah kebal terhadap Covid-19. Karena menurut dokter, belum ada kajian yang menyebut penyintas Covid-19 memiliki antibodi untuk selamanya.
“Durasi proteksi antibodi Covid-19 ini kelihatannya tak bertahan lama. Tidak seumur hidup. Apakah Cuma bertahan tiga, empat atau setahun? Belum diketahui. Makanya, sekalipun kita pernah kena Covid-19 kita harus tetap lakukan 3M yaitu Menjaga Jarak, Mencuci Tangan dan Memakai Masker,” kata Dirga Sakti Rambe, Dokter Spesialis Penyakit Dalam sekaligus Vaksinolog saat menjadi narasumber dialog produktif Semangat Selasa dengan Tema: “Vaksin: Intervensi Kesehatan Masyarakat yang Efektif dan aman lewat live streaming YouTube, Selasa 3 November 2020.
Cara pasti untuk mendapatkan kekebalan terhadap Covid-19 yaitu hanya dengan menggunakan vaksin.
Kata Dirga, vaksin memang menjadi salah satu upaya mencegah penyakit infeksi yang paling efektif. Mengapa? Karena sifat prlindungan vaksin yang bersifat spesifik. Misalnya vaksin hepatitis B akan secara spesifik melindungi dari penyakit hepatitis B atau vaksin lainnya untuk penyakit lainnya.
"Inilah keunggulan yang tidak dimiliki oleh alat-alat pencegahan lainnya," ujarnya.
Keampuhan vaksin untuk mengendalikan pandemi sebelumnya juga pernah terjadi. Kata Dirga, keampuhan vaksin yang paling fenomenal adalah saat berhasil memusnahkan penyakit smallpox atau variola. Saat itu, pandemi samllpox mematikan banyak umat manusia. Satu dari tiga orang yang tertular penyakit ini meninggal dunia.
“Tapi sekarang penyakit ini sudah menghilang.Penyakit ini terjadi sekitar1900an dan sekarang sudah musnah,” ujarnya.
Upaya untuk memusnahkan penyakit pun tak berhenti sampai di small pox. Dunia sekarang sedang mencoba eliminasi penyakit campak campak dan polio.
“Kita bisa saksikan Indonesia sudah bebas polio. Ini bukti nyata imunsiasi berhasil dengan cakupan tinggi,” kata dia.
Namun, ada syarat yang harus dipenuhi sebelum vaksin bisa secara efektif memusnahkan penyakit. Pertama vaksin yang diberikan harus efektif untuk mencegah penyakit. Kedua, cakupan pemberian vaksin juga harus luas. Minimal cakupannya antara 60-70 persen
“Maka kita bersama berusaha cakupan harus 90 persen untuk vaksinasi. Bila dalam cakupan imunisasi tinggi maka orang terlindung secara pribadi tapi juga melindungi orang-orang di sekelilingnya. Itu yang disebut herd immunity,’ ujar Dirga.