Permudah ke Kota, Pemukiman pun Berkembang, Pesona Papua Barat
Semua warga negara berhak memperoleh pelayanan dan fasilitas yang sama. Pengembangan hasil pembangunan pun tak lagi didominasi di pulau tertentu, melain telah merata di seluruh Indonesia.
Seusai dengan tujuan pemerintah merealisasikan pemerataan ekonomi di seluruh wilayah di Indonesia, pembangunan proyek infrastruktur Jalan Trans Papua telah memberikan dampak yang positif terhadap kehidupan masyarakat di tanah cendrawasih tersebut.
Jalan Trans Papua terbentang dari Sorong di Provinsi Papua Barat hingga Merauke di Provinsi Papua yang total panjangnya mencapai 4.330,07 kilometer (km).
Khusus di Provinsi Papua Barat, Kepala Balai Kementerian PUPR Wilayah XVII Papua Barat, Dr. Ir. Yohanes Tulak MT. mengatakan pekerjaan jalan Trans Papua telah memberikan dampak positif pada masyarakat sekitar.
"Dampak positifnya terjadi pemekaran pemukiman atau kampung di sepanjang koridor jalan makin pesat," kata Yohanes Tulak, dikutip ngopibareng.id, Sabtu 27 Oktober 2018.
"Dampak positifnya terjadi pemekaran pemukiman atau kampung di sepanjang koridor jalan makin pesat," kata Yohanes Tulak.
Sebelum adanya proyek Jalan Trans Papua, banyak warga sekitar hidup di pedalaman dengan akses infrastruktur yang sangat minim. Bahkan, masyarakat sekitar yang ingin menuju ke kota harus rela jalan kaki berhari-hari.
Jalan Trans Papua di Provinsi Papua Barat memiliki total panjang 1.070,62 km yang terbagi dua ruas mulai dari Sorong-Maybrat-Manokwari yang panjang 594,81 km dan Manokwari-Mameh-Wasior-Batas Provinsi Papua yang panjangnya 475,81 km.
Jika dirinci, 98,89% khusus dari ruas I dari Sorong-Maybrat-Manokwari yang sepanjang 594,81 km telah tembus 100% dengan pekerjaan pengaspalan sepanjang 459,93%, yang masih berlandasan tanah atau japat sepanjang 134,88 km, dan perbaikan geometri (perbaikan grade dan alih trase) sepanjang 29,50 km.
Untuk ruas II dari Manokwari-Mameh-Wasior-Batas Provinsi Papua yang panjang 475,81 km sudah tembus 100%. Untuk pengaspalan, di ruas II ini baru mencapai 147,99 km dan 315,96 km berupa tanah atau japat, untuk perbaikan geometri terjadi di 61,24 km.
Dengan begitu, maka total pekerjaan Jalan Trans Papua di Provinsi Barat yang sudah diaspal totalnya 607,92 km atau 56,78%, yang masih tanah sepanjang 450,84 km atau 42,11%, perbaikan geometri sepanjang 90,74 km atau 8,48%.
Menurut Tulak, dampak positif bukan hanya pada pemekaran pemukiman atau kampung, namun masyarakat sekitar khususnya yang terlewati jalan ini juga mengembangkan sektor pertanian.
"Pemekaran makin pesat diikuti perkebunan dan pertanian termasuk kelapa sawit," tutur Yohanes Tulak. (adi/oki-04)