Kunjungi Jember, Menteri P2MI Sebut Permintaan Pekerja Migran ke Indonesia Tembus 1,35 Juta
Permintaan tenaga kerja dari luar negeri ke Indonesia cukup tinggi. Berdasarkan data tahun 2023 lalu, permintaan yang masuk sebanyak 1,35 juta orang.
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Abdul Kadir Karding mengatakan, berbagai negara di belahan dunia yang menginginkan tenaga kerja dari Indonesia semakin meningkat. Pada tahun 2023 saja, permintaan tenaga kerja yang masuk ke Indonesia tercatat sebanyak 1,35 juta.
1,35 juta permintaan tenaga kerja tersebut terdiri atas 900 profesi. Namun profesi yang paling banyak diminta adalah tenaga kesehatan, bidang pertanian, tenaga las, profesi lainnnya.
1,35 juta permintaan tenaga kerja tersebut berasal dari berbagai negara, baik asia tenggara, asia timur, maupun eropa. Namun, negara terbanyak yang memesan tenaga kerja adalah Jepang.
Jepang meminta tenaga kerja Indonesia pada tahun 2023 lalu sebanyak 250 ribu tenaga kerja. Permintaan tersebut cukup tinggi karena saat ini sedang terjadi sebuah persoalan di negara tersebut.
Tingginya minat negara luar terhadap tenaga kerja Indonesia tidak terlepas dari kedisiplinan tenaga kerja Indonesia. Warga Indonesia dikenal tekun dan baik, serta tidak kaku dalam memahami jam kerja.
“Jepang membutuhkan tenaga kerja Indonesia sebanyak 250 orang. Permintaan tersebut cukup tinggi, karena di negara tersebut saat ini terjadi fenomena masyarakat menikah namun tidak menginginkan anak,” katanya, saat sosialisasi penempatan dan perlindungan migran di RS Bina Sehat, Jember, Jumat, 20 Desember 2024 sore.
Meskipun permintaan tenaga kerja yang masuk ke Indonesia cukup tinggi, namun hingga saat ini Indonesia belum bisa memenuhi seluruh permintaan tersebut. Indonesia hanya mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja di luar negeri sebanyak 287 ribu orang.
“Indonesia hanya mampu memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari luar negeri sebanyak 287 ribu dari total permintaan yang masuk sebanyak 1,35 juta. Ini terjadi karena kita belum sepenuhnya menyiapkan tenaga kerja yang diminta tersebut,” ungkapnya.
Karena itu, dengan adanya Kementerian P2MI diharapkan bisa memenuhi kebutuhan tenaga kerja dari luar negeri tersebut. Sebab, hal tersebut juga akan menambah devisa negara.
Dengan tingkat pemenuhan sebanyak 287 ribu saja, devisa negara dari pekerja migran Indonesia tembus 227 triliun, menjadi terbesar kedua setelah devisa migas.
Sebagai upaya mencapai target tersebut, P2MI gencar memberikan sosialisasi kepada masyarakat, termasuk berupaya memperbanyak lembaga pelatihan tenaga kerja migran.
Melalui program tersebut diharapkan muncul tenaga-tenaga kerja profesional yang siap memenuhi kebutuhan tenaga kerja di luar negeri. Sebab, hanya dengan berbekal keterampilan khusus itulah, para pekerja migran akan menikmati kesejahteraan hidup. Karena itu, kedepannya pemerintah akan membatasi mengirim tenaga kerja tanpa skill.
Lebih jauh Karding mengajak masyarakat menghindari berangkat sebagai pekerja di luar negeri melalui calo dengan iming-iming tertentu. Sebab, sebanyak 90 persen pekerja migran yang bermasalah adalah mereka yang berangkat tidak melalui prosedur yang benar.
“Pekerja yang banyak bermasalah adalah mereka yang berangkat secara ilegal. Banyak di antara mereka yang menjadi korban eksploitasi. Berangkat melalui prosedur yang benar akan menyelamatkan mereka. Karena kami akan kewajiban melindungi mereka sejak awal keberangkatan hingga penempatan kerja di negara tujuan. Data mereka terpantau dengan baik di sistem kami,” tambahnya.
Pada kesempatan itu, Karding mengapresiasi RS Bina Sehat yang telah rutin mengirim tenaga medis ke Timur Tengah secara rutin. Tahun ini RS Bina Sehat Jember mengirimkan 26 tenaga medis ke Arab Saudi.
Mereka akan diberangkatkan ke negara tujuan pada bulan Januari 2025 mendatang. Selama berada di Arab Saudi mereka akan bekerja di Rumah Sakit Pertahanan Arab Saudi.
“Semoga RS Bina Sehat ini menjadi percontohan. Kedepannya memang perlu adanya penambahan lembaga pelatihan tenaga kerja migran,” pungkasnya.