Mahasiswa ITS Gagas Plastik Berbahan Kentang
Plastik menjadi salah satu masalah lingkungan yang susah untuk diatasi karena susah terurai. Melihat masalah tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas plastik berbahan dasar kentang yang dapat dijadikan pakan ternak dan pupuk, serta mudah terurai oleh tanah.
Mahasiswa tersebut ialah, Hamdan Kafi Magfuri dari Departemen Teknik Material dan Metalurgi ITS.
"Lama kelamaan penumpukan kantong plastik ini akan berdampak buruk pada lingkungan,” ujar pemuda yang kerap disapa Hamdan ini.
Bermodal riset melalui penelitian-penelitian terdahulu, Hamdan pun menggagas plastik berbahan dasar pati, yang banyak terkandung dalam umbi-umbian. Dari sekian banyak jenis umbi-umbian, Hamdan memilih kentang sebagai bahan utama. Alasannya, ketersediaan kentang di Indonesia sangat melimpah. Berdasar data Badan Pusat Statistik (BPS), kentang merupakan salah satiu komoditas besar di Indonesia.
"Selain itu, juga agar penjualan kentang dapat meningkat karena saat ini terbilang rendah," imbuhnya.
Dalam gagasan ini pula nantinya petani kentang sendiri yang akan memproduksi plastik ini.
Cara pembuatannya, terang Hamdan, cukup terbilang mudah. Kentang yang tidak lolos sortir untuk dijual di pasar, digiling dan diperas sari patinya.
Kemudian, sari pati ini diendapkan selama beberapa hari hingga menghasilkan endapan tepung. Endapan ini kemudian dicampur dengan platisizer dan kitosan. Campuran ini kemudian diendapkan, dicetak pada cetakan lembaran, serta dipanaskan pada suhu 120 derajat celcius selama 30-90 menit.
Plastisizer sendiri didapat dari glisoerol dan asam asetat, berfungsi untuk mendapatkan sifat plastik, yaitu untuk memadatkan adonan.
“Sedangkan kitosan didapat dari tepung kulit udang dan cangkang kepiting, berfungsi untuk menaikkan sifat mekanik plastik agar memiliki daya untuk menahan beban,” paparnya.
Plastik berbahan dasar kentang ini, menurut Hamdan, memiliki karakteristik yang baik. Dari segi kekuatan tarik saja, plastik ini berkekuatan 28 MPa, di atas standar SNI yang sebesar 27 MPa. Sedangkan dari kemampuan tahan air, plastik ini memiliki kemampuan yang sama dengan plastik pada umumnya.
Plastik ini tidak mengeluarkan zat karbon seperti plastik pada umumnya, sehingga aman untuk makanan.
Seperti tujuan awalnya, sampah dari plastik ini dapat terurai dalam waktu 28 hari di dalam tanah. Oleh karena itu, untuk penyimpanannya, harus diletakkan pada tempat yang tidak memiliki kontak dengan udara terlalu banyak.