Permadi, Turgenev dan Revolusi, Renungan Penyair Abdul Hadi WM
Dua hari yang lalu, hari ke-3 Ramadhan bertepatan dengan 9 Mei 2019, sahabatku Permadi SH, mantan anggota DPR dari fraksi PDI-P yang kemudian pindah ke Gerindra, mengatakan bahwa yang kita perlukan sekarang adalah Revolusi. Sekali lagi revolusi.
Kata-kata ini mengingatkan saya pada ucapan Basarov, tokoh dalam novel "Fathers and Sons" (Para Ayah dan Para Anak Mereka) karya Ivan Turgenev, novelis Rusia awal abad ke-19. Dalam sebuah perdebatan dengan kawan-kawannya mengenai keadaan Rusia yang sedang mengalami krisis hebat, Basarov mengatakan dengan lantang, "Reformasi Tidak, revolusi Ya!".
Dalam catatan ini agaknya saya merasa perlu mengulas novel itu panjang lebar. Sebab itu kurang relevan. Yang relevan menurut hemat saya ialah pertanyaan mengapa Basarov menolak reformasi dan menyerukan revolusi sebagaimana Permadi SH.
Ketika novel Turgenev itu ditulis Rusia mengalami krisis hebat. Institusi politik, sosial, ekonomi, negara dan institusi keagamaan dan hukum sudah tidak dipercaya lagi oleh masyarakat, khususnya generasi muda. Jurang antara kaya dan miskin. Ini sedang kita alami pula di Indonesia sekarang.
Boleh jadi revolusi benar-benar meletus sebagaimana dikemukakan oleh Permadi SH. boleh jadi juga tidak. Namun apa pun yang akan kita alami di masa-masa mendatang di negeri kita ini agaknya tetap mencekam dan penuh tanda tanya.
Sebaiknya kita belajar dari sejarah. Bukankah kita sendiri yang menginginkan negara dan bangsa terpecah belah? Marilah kita introspeksi, siapa yang telah berhasil merusak persaudaraan sesama anak bangsa?
Siapa yang aktif menyerukan agar kita tidak mempercayai lembaga keagmamaan, lembaga sosial, lembaga politik, lembaga ekonomi, lembaga perundang-undangan, lembaga pemerintahan dan kebudayaan, jika bukan kita sendiri?
Demikian renungan Abdul Hadi WM, seperti dikutip dari akun facebooknya, Minggu 12 Mei 2019. (adi)
"Boleh jadi revolusi benar-benar meletus sebagaimana dikemukakan oleh Permadi SH. boleh jadi juga tidak. Namun apa pun yang akan kita alami di masa-masa mendatang di negeri kita ini agaknya tetap mencekam dan penuh tanda tanya."