Perlu Revitalisasi Karakter Ajaran Kiai Dahlan, Wasiat Kader NA

Tokoh perempuan Muhammadiyah, Chamamah Soeratno, mengingatkan, karakter Muhammadiyah yang ditanamkan oleh Kiai Dahlan berupa cara berpikir melintas batas (out of the box) sekaligus visioner. Hal itu untuk memberikan solusi harus kembali dihidupkan oleh para kader dan anggota Nasyiatul Aisyiyah.

“Apakah kamu bangga (Nasyiatul Aisyiyah) lahir sebagai nama? Sehingga pertanyaannya kalau dulu orang-orang seperti Bu Munjiyah (tokoh awal Nasyiatul Aisyiyah), dan lain-lain itu (berprestasi pada) umur apa? Sekarang Muhammadiyah siapa?,” kata mantan Ketua Umum Nasyiatul Aisyiyah (NA) periode 1965-1968 Siti Chamamah Soeratno kepada para peserta puncak Milad Nasyiatul Aisyiyah ke-92 tahun.

Chamamah Soeratno memberikan pertanyaan retoris untuk menggugah kesadaran bahwa NA sebagai wadah perjuangan organisasi perempuan muda Muhammadiyah harus terus membaca kebutuhan zaman dan menghadirkan jawabannya.

Chamamah mencontohkan Muhammadiyah yang lahir pada masa penjajahan Belanda, melahirkan NA untuk berjuang memberikan penyadaran, pemberdayaan dan menaikkan derajat perempuan yang pada masa itu termarginalkan secara sosial, penafsiran agama dan budaya.

“Gerakannya ayo membuat masyarakat Indonesia bahagia secara total dunia akhirat. Kalau lihat orang lain tidak bisa makan ya dikasih makan to, kalau lihat orang lain tidak pinter ya dipinterke to,” jelasnya, dikutip Selasa 11 Agustus 2020.

“Itu Muhammadiyah. Dari situ, maka bicara tentang NA, Muhammadiyah. Saya berharap kita bisa berpikir seperti itu. NA adalah kader putri muda Muhammadiyah. Jadi kalau ada perempuan muda (Muhammadiyah), ya NA,” pesan Chamamah untuk memberi perhatian para perempuan di usia produktif untuk dibimbing agar mampu menghadirkan solusi bagi kebutuhan zaman.

Terakhir, profesor sekaligus ulama perempuan itu berpesan agar selain penyemaian kaderisasi yang matang dilakukan, NA juga menarik perempuan yang potensial sebagai anggota NA, termasuk dari 34 negara tempat Cabang Istimewa Muhammadiyah berada.

“Harapan saya tariklah mereka orang-orang yang cerdas, pintar, kritis untuk menjadi anggota NA,” kata Chamamah Soeratno.