Perlu Kaji Sejarah dan Perkembangan Islam di Jepang, Ini Alasan Muhammadiyah
Islam merupakan ajaran yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia di bumi. Islam diajarkan melalui rasul-Nya Muhammad SAW dan telah tersebar ke seluruh dunia tak terkecuali Jepang.
Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang, mengadakan kajian tentang sejarah dan perkembangan Islam di Jepang hingga saat ini. Kegiatan ini merupakan agenda rutin 2 pekanan PCIM Jepang bagi seluruh warga muhammadiyah di Jepang untuk mendiskusikan dan mengembangkan dakwah Islam yang berkemajuan di negeri sakura. Arif Darmawan, ketua PCIM Jepang menjadi pemateri dalam kajian ini.
Kajian yang berlangsung secara online ini membahas dua point penting sesuai tema yang diangkat yaitu sejarah masuknya Islam di Jepang dan perkembangan dakwah Islam di Jepang.
Menurut Arif, Dakwah Islam di Jepang mulai berkembang setelah dibentuknya Japan Muslim Association (JMA) pada tahun 1952. Baik Muslim asli Jepang maupun muslim asing yang tinggal di Jepang mulai menunjukkan ketertarikannya untuk belajar Islam dan bahasa arab.
Penyebaran Islam yang dilakukan oleh muslim pendatang sangat penting dan membantu dakwah Islam di Jepang. Meski demikian, menurut Arif, peran muslim asli Jepang dalam dakwah Islam jauh lebih penting.
“Penyebaran Islam oleh orang asing sangat pentin dan membantu. Namun yang penting adalah tanggung jawab dakwah semestinya dilakukan juga oleh penduduk Jepang sendiri. Dakwah dengan bahasa Jepang akan lebih efektif. Sampaikanlah dakwah Islam dengan bahasa kaummu,” tambah Arif, dikutip ngopibareng.id, Rabu (15/11/2017).
Meski Islam telah masuk ke Jepang, namun perkembangan Islam Jepang dianggap lambat. Sejauh ini, hanya ada sekitar 12.000 orang Jepang yang memeluk Islam. Setidaknya ada 3 opini yang menjadi faktor lambatnya perkembangan Islam di Jepang.
Pertama, agama Islam banyak dianut di negara berkembang. Sehingga orang Jepang menganggap bahwa Islam sebagai agama inferior.
Kedua, banyak kesulitan jika memeluk Islam seperti harus menghilangkan kebiasaan minum khamr dan makan babi.
Ketiga, Jepang merupakan negara maju karena menjaga budayanya seperti hidup bersih, jujur, sopan, berani, disiplin dan mereka tidak melihat hal ini pada kondisi mayoritas umat Islam saat ini. Jepang adalah negara sekuler yang tetap menjamin kebebasan beragama warganya. Sehingga keberadaan Islam di Jepang dapat dikatakan terjamin.
“Bagaimana Islam di Jepang? Ya Islam bebas menjalankan ajarannya disini. Namun jangan harap masuk ke wilayah politik,” ungkap Arif. Saat ini, selain warga muslim asli Jepang, ada sekitar 100.000-120.000 muslim pendatang dari luar Jepang dan ada sekitar 100 masjid yang telah didirikan di seluruh wilayah Jepang. (adi)