Perlindungan Varietas, Salak Wedi Bojonegoro Diteliti ke BRIN
Salak wedi, salah satu varietas tanaman salak di Kabupaten Bojonegoro akan diproyeksikan menjadi salah satu buah-buahan beridentias. Tepatnya salah satu buah lokal yang diproyeksikan identitasnya tercatat di Kementerian Pertanian.
Untuk proses itu, langkah yang ditempuh, mulai dari pengiriman sampel ke Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Jakarta. Selanjutnya, didaftarkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian.
Untuk proses tersebut, pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro datang ke perkampungan salak wedi. Lokasi tepatnya berada di Desa Wedi, Kecamatan Kapas, Bojonegoro, pada Senin 19 Juni 2023.
Tim dari Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro, mengambil sampel buah salak. Selanjutnya dilakukan karakterisasi buah bersisik tersebut oleh tim. Selanjutnya, setelah dilakukan identifikasi dan karakterisasi, sampel buah salak dikirim ke BRIN.
Menurut Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro Helmy Elisabeth, untuk salak wedi, masih dalam proses observasi dan karakterisasi. Yaitu untuk memastikan bahwa salak wedi itu memang tanaman asli Bojonegoro dan belum ada yang mengakui.”Untuk proses observasi dan karakterisasi,” ujarnya pada Ngopibareng.id, Selasa 20 Juni 2023.
Helmy berharap, proses untuk observasi salak wedi ini, prosesnya bisa cepat. “Jadi ingin memastikan bahwa salak Wedi itu memang tanaman asli Bojonegoro,” imbuhnya.
Sementara itu Pengawas Mutu Hasil Pertanian Subkor Hortikultura Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Bojonegoro Lely Purnamawati mengatakan timnya telah turun ke lapangan. Yaitu menemui sejumlah petani salak Wedi dan kemudian mengambil sampelnya. “Ya, kita tadi ambil sampel buah salak wedi di Desa Wedi,” ujarnya pada Ngopibareng.id, Senin 19 Juni 2023.
Pengiriman sampel buah salak berikut identifikasi dan karakterisasi ini, bagian dari proses awal. Karena, finalnya nanti, buah salak wedi Bojonegoro akan dicatatkan ke Pusat Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian Kementerian Pertanian di Jakarta. “Tapi, untuk proses kesana masih jauh,” imbuhnya.
Sebagai catatan buah salak wedi, tak hanya tumbuh di Desa Wedi, Kecamatan Kapas.
Menurut Ketua Badan Usaha Milik Desa (BumDes) Karya Makmur Desa Wedi Nur Afandi, untuk perkebunan salah Desa Wedi, perlu ada penataan lokasi. "Kita berharap kebun salak perlu lebih ditata areanya," ujarnya dalam wawancara dengan Ngopibareng.id di Desa Wedi, Maret 2022 silam.
Nur Afandi mengatakan, di desanya terdapat lahan kebun salak luas sekitar 60 hektare dan tersebar di 21 Rukun Tetangga di Desa Wedi. Lahan seluas itu dimiliki sekitar 800 Kepala Keluarga dari total 1300 Kepala Keluarga di Desa Wedi.
Kebun salak Wedi juga jadi salah satu tambahan penghasilan warga Desa Wedi. Selain itu, di desanya terdapat jenis salak yang enak rasanya. Yaitu salak madu penjalin, juga salak kebo dan salak kerikil.
Tiga varietas salak dari Desa Wedi ini, sudah lebih dari 80 tahun lamanya di tanam warga Desa Wedi. Kawasan ini juga sudah jadi trademark sebagai kampung salak yang bertahun-tahun. "Kami tentu berupaya menjaga dari kepunahan," tandasnya. Dia berharap, Desa Wedi, tumbuh industri agrobisnis dan berkembang di Bojonegoro.
Advertisement