Perkuat Sendi Bangsa, Ini Lima Karakter 'Aisyiyah Harus Dijaga
Tak cukup ‘Aisyiyah hanya mengurusi perempuan, pendidikan, kesehatan dan anak yatim saja, karena menginggat kedepan semakin kompleks persoalan kebangsaan dan kemanusiaan universal.
Sejak lahir tahun 1917, ‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Muhammadiyah yang mewarnai dan memperkuat sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara Indonesia.
Sekretaris PP ‘Aisyiyah Tri Hastuti Nur R mengatakan, pada usianya yang lebih dari seabad, karakter kebangsaan ‘Aisyiyah tidak luntur karena selalu dirawat dan dikuatkan. Serta karakter kedua tentang nilai Islam Berkemajuan yang ditanamkan oleh KH Ahmad Dahlan juga tetap lestari.
“Karakter Islam (Berkemajuan) masih melekat sampai hari ini dan menjadi nilai dari ‘Aisyiyah,” ungkap Tri dalam acara Webinar yang diadakan PP ‘Aisyiyah.
Karakter selanjutnya yang melekat di ‘Aisyiyah adalah perempuan berkemajuan. Ini terlihat saat ‘Aisyiyah merespon fenomena kekinian, di mana isu-isu yang dianggkat oleh ‘Aisyiyah selaras dan tidak jarang melampaui zaman.
Bahkan dalam isu kepemimpinan perempuan, dalam pandangan ‘Aisyiyah sudah final. Dengan menggunakan pandangan teologis Islam Berkemajuan, Tri menyebut derajat antara laki-laki dan perempuan adalah sejajar, karena yang membedakan hanya sisi ketakwaan.
Selain itu, karakter ‘Aisyiyah adalah melekatnya komunitas dalam gerak organisasinya. Tri menjelaskan, hal ini terlihat dari ciri ‘Aisyiyah yang memiliki struktur kepemimpinan yang jelas, mulai dari Pusat sampai Ranting.
“Aisyiyah itu ada dan akan kuat kalau di komunitas juga kuat. Oleh karena itu, gerakan penguatan Cabang dan Ranting harus selalu menjadi program semua majelis dan lembaga,” urainya
Karakter ‘Aisyiyah yang kelima adalah gerakan amal usaha. Tri menjelaskan, tidak semua organisasi perempuan memiliki karakter ini. Lima karakter yang melekat di ‘Aisyiyah tersebut harus dipahami oleh semua kader untuk senantiasa menjaga dan merawatnya.