Perkuat Pancasila, Mahfud MD Ingatkan Tantangan Geo Politik
Tahun 2023 banyak diprediksi akan terjadi berbagai ancaman bagi Indonesia akibat perkembangan geo politik dunia.
Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Republik Indonesia, Mahfud MD, meminta masyarakat untuk memperkuat ideologi Pancasila.
Dalam diskusi kebangsaan bertajuk Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa, Mahfud menyampaikan, Pancasila merupakan jawaban terhadap berbagai tantangan Indonesia ke depan.
"Tantangan zaman dulu, Pancasila dibuat tantangannya perang dunia. Secara geo politik itu luar biasa karena Indonesia waktu itu kecil bukan sebuah negara tapi negeri jajahan tetapi bisa merdeka di tengah gemuruhnya perang dunia kedua. Tantangan kita sekarang bagaimana melihat perkembangan geo politik dan perubahan alam dan sebagainya yang ini menantang di tahun 2023," ujar Mahfud dalam diskusi di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu 14 Januari 2023.
Tantangan masa kini, kata pria asli Pamekasan itu, adalah resesi ekonomi serta ketahanan pangan. Mahfud mencontohkan, secara politik Indonesia memang tidak terlibat dalam perang Ukraina-Rusia. Namun, konflik tersebut memberi dampak geo politik bagi Indonesia terkait ketahanan pangan.
Di mana, 80 persen gandum yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan roti maupun mie diimport dari Ukraina. "Nah sekarang kalau perang seperti itu, kita harus import dari mana lagi? Maka, kita harus bersatu memperkuat ketahanan kita. Jadi tantangan masa lalu dan masa kini sama beratnya cuma beda jenisnya," ujarnya.
Dalam situasi ini, Mahfud menegaskan, Indonesia harus kembali ke Pancasila sebagai pemersatu bangsa. Jangan sampai warga bangsa saling mencari selamat sendiri-sendiri berdasar ikatan primordial masing-masing dan ingin saling mendominasi.
"Itu berbahaya sekali. Maka dari itulah perlunya kita bicara mengingatkan Pancasila sebagai ideologi pemersatu bangsa,” tegasnya.
Jatim Catatkan Indeks Kerukunan Umat Beragama Tertinggi
Sementara itu, Jawa Timur terpilih menjadi tuan rumah Dialog Kebangsaan 'Pancasila Sebagai Ideologi Pemersatu Bangsa' yang digelar di Gedung Negara Grahadi. Bukan tanpa alasan, pemilihan Jatim sebagai tuan rumah berangkat dari data yang dirilis oleh Kementerian Agama RI. Di mana berdasarkan data indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) Jatim pada tahun 2021 menembus angka 77,8 persen.
Capaian itu menempatkan Jatim sebagai provinsi dengan Indeks KUB tertinggi se-Pulau Jawa. Angka tersebut bahkan tercatat lebih tinggi dari capaian nasional yang berada pada angka 72,9 persen.
Atas capaian tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dalam sambutan pada Dialog Kebangsaan tersebut menyampaikan, bahwa ini merupakan hasil dari sinergitas, kolaborasi, gotong royong dan tepo seliro yang terjalin di seluruh elemen di Jatim.
Selain itu, lanjut Khofifah, juga terdapat moderasi, saling memahami dan toleransi di dalamnya. Meskipun ada perbedaan-perbedaan tetapi ada kesepahaman di antara satu dengan yang lain. Yang dilanjutkan menghormati dan percaya satu sama lain.
"Oleh karena itu saya selalu pesan, Jatim tidak boleh batuk. Kalau sampai batuk, droppletnya bisa sampai ke Ibu kota. Sehingga saling tafahum (memahami) antara satu dengan yang lain adalah bagian yang harus kita ikhtiarkan bersama," tegas Khofifah.
"Karenanya Mutual respect ini sangat dibutuhkan untuk bisa menjalin mutual trust atau kepercayaan satu sama lain," pungkasnya.
Advertisement