Perkuat Narasi di Pemilu 2024, Perlu Antisipasi Kalangan Ulama
Majelis Ulama Indonesia (MUI) perlu untuk memperkuat narasi di Pemilu 2024. Yaitu membangun pemahaman, ukhuwah kebangsaan, merajut kesatuan dan persatuan. Hal itu seperti pada Milad ke-47 MUI beberapa waktu lalu.
“Ini adalah peran MUI yang perlu diperbanyak, kenapa? Karena biasanya jelang kontestasi elektoral ada polarisasi yang mengeras dan menajam,” ujar Pakar Komunikasi Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Dr Gun Gun Heryanto.
Hal itu diungkapkan dalam Halaqoh Mingguan Infokom MUI yang bertajuk " Strategi Komunikasi Politik MUI Menjelang Tahun Politik", dikutip Kamis 25 Agustus 2022.
Wakil Ketua Komisi Infokom MUI Dr Gun Gun Heryanto menilai, polarisasi tersebut akan lebih tajam apabila ada trigger atau pemicunya. Karenanya, penguatan narasi dan manajemen komunikasi oleh MUI harus diperkuat yang juga diiringi dengan kerja sama dengan berbagai pihak.
“Terutama soal himayatul ummah, khadimul ummah, dan shodiqul hukumah,” ungkapnya.
Hindari Umat Terpapar Hoaks
Ketua Pokja Media Watch Komisi Infokom MUI ini menuturkan, jelang perhelatan politik biasanya akan muncul narasi-narasi seperti bagaimana posisi agama dan negara, posisi Islam dengan partai politik, dan hoaks. Narasi tersebut biasanya sangat cepat memapar khalayak luas.
MUI, kata Gun Gun, harus bisa bicara bukan hanya soal eksistensi, melainkan jangka panjang yang merepresentasikan basis nilainya dengan mengeluarkan narasi yang lebih sejuk.
Menurut dia, hal ini dilakukan untuk menciptakan situasi yang terkontrol agar tidak melahirkan konflik yang non realistis.
Dia mengatakan, dalam politik tidak bisa menghindari yang namanya konflik. Tetapi, sebisa mungkin konflik yang terjadi adalah konflik realistis.
“Konfik yang bisa diselesaikan oleh koridor hukum, musyawarah dan pendekatan organisasi. Bukan selalu dengan kekerasan apalagi memicu penularan perilaku yang tidak bisa dikontrol,” tuturnya