Perkuat Santri Mandiri, ISNU-LPTNU Sidoarjo Marakkan Hari Santri
Ketua PC Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sidoarjo Sholehuddin mengungkapkan, kemampuan kaum santri dalam menopang kemandirian perlu digerakkan. Hal itu dimaksudkan sebagai jalan untuk mengembangkan kemandirian melalui kewirausahaan pesantren.
"Jati diri pesantren adalah kemandiriannya, sebab para pendiri pesantren adalah para kyai sebagai sosok yang tidak saja kuat ilmunya, tapi juga kuat secara ekonomi", tutur Dr. H. Sholehuddin, M.Pd.I, yang juga Widyaiswara Balai Diklat Keagamaan Surabaya.
Ia mengungkapkan hal itu dalam sambutannya pada acara Webinar Santri Digital Preneurship dan Pameran Virtual Produk Santri dan Pesantren pada Sabtu-Ahad 2-3 Oktober 2021. Kegiatan diikuti sebanyak 70 peserta dari pondok pesantren di Sidoarjo dan sekitarnya. Bahkan, ada beberapa peswrya dari luar Jawa.
Kegiatan itu, merupakan rangkaian acara jelang Hari Santri Nasional 2021 dan menyongsong Konferensi Cabang (Konfercab) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU dan Pimpinan Cabang Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (PC ISNU) Sidoarjo, PC ISNU didukung Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU) setempat.
Sholehuddin, yang Sekretaris Badan Pelaksana Penyelenggara UNUSIDA itu pun mengingatkan, pentingnya memperkuat kembali jiwa kewirausahaan dalam konteks saat ini.
Optimisme Menatap Masa Depan
Lebih jauh dalam sambutannya, Sholehuddin menyampaikan, tujuan digelarnya kegiatan untuk memberikan Rangkaian Kegiatan Hari Santri 202. Kegiatan pada hari pertama yang dimoderatori Faridatum Nadhiro ini diisi dengan keynote speaker oleh Dr. KH. Imam Safe'i, pendiri Pondok Pesantren Enterpreneurship dan Mahasiswa (Pendawa) Bogor Jawa Barat.
Dalam paparannya, Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan Kemenag RI itu menyampaikan pentingnya menatap masa depan dengan semangat dan optimisme.
Diingatkan, sukses itu untuk semua, siapapun punya hak jadi orang sukses. Ia menceritakan pengalamannya hingga seperti sekarang tidak lepas dari sejarah masa lalu yang hidup sederhana tapi punya semangat tinggi meraih kesuksesan.
Beasiswa Santri
Pengalaman di tengah keterbatasan itulah yang kemudian di saat bertugas di Direktorat Pendidikan Pesantren melahirkan kebijakan beasiswa santri.
Hasilnya saat ini sudah bisa dipetik. Sudah banyak lahir dokter santri dari program ini. Semangat, optimisme ini harus terus dibangun dalam mengelola menuju kemandirian pesantren.
Sementara itu narasumber pada hari pertama Mas Hendrik dari Markaz Desain berbagi pengalaman usaha dengan bermodal 300 ribu hibgga meraih omzet milyaran. Kata kuncinya di kualitas rasa dan branding. Berusaha tidak harus produksi sendiri, tapi cukup brand.
"Dengan branding, kita bisa beli barang 5000 rupiah bisa dijual 15 ribu",, tuturnya.
Dia siap menjadi pendamping para peserta dalam membranding produk pesantren.
Dalam sesi tanya jawab ada peserta dari Tuban yang mengurus usaha dari ibu, minta bagaimana membranding produknya.
Tidak hanya itu, ada juga peserta yang ingin membranding sekolah. Kata kuncinya bagaimana membawa orang terkesan dan ingin kembali menikmati produk yang dibuat.
Pameran Virtual ISNU Sidoarjo
Pada hari kedua tidak kalah menarik. Pameran virtual yang dipandu Adhi Prsanowo itu diawali dengan sambutan Ketua LPTNU Eko Setijadi. Dia memotivasi peserta bagaimana mendorong semangat berwirausaha. Sebab, Indonesia menurutnya masih urutan kesekian negara di ASEAN yang masyarakatnya berwirausaha. Ini bisa diawali dari dunia pesantren.
Narasumber yang dihadirkan secara virtual adalah Hj. Mustiqowati atau Ning Ika, seorang praktisi ekopreneurship ponoes Mambaul Hikam Jombang. Dia berbagi pengalaman wirausaha di pondok dan uniknya hampir semua produk yang dibuat ramah lingkungan. Misalnya meja kursi dari eccobrick.
Ada sajadah dari kain sisa atau perca. Ada juga bahan pembersih lantai dari minyak jelantah. Dan masih banyak lagi yang dia buat dari semangat peduli lingkungan, termasuk pembalut pake ulang.
Pada sesi pameran ada beberapa produk pesantren dan santrivyang dipamerkan. Seperti makanan ringan brand Wak Jamil, Mangkuk unik dari Lembaga Perekonomian NU Jatim, produk bahan Hydroponik, dan bahan lukis kaligrafi dari Ponpes Bahrul Hidayah.
Pada akhir sesi, kegiatan ditutup oleh Dr. Basnang Said dari Direktorat Pendidikan Pondok Pesantren. Ia menyampaikan seputar kebijakan tentang kemandirian pesantren dan pesantren preneur.
Dia mengapresiasi kegiatan yang digagas oleh Pimpinan Cabang ISNU Sidoarjo itu. Kemitraan pemerintah dan ormas semacam ini sangat penting untuk pemberdayaan masyarakat.
Advertisement