Perkuat Identitas Budaya FKPT Jatim Hadiri Rakornas BNPT di Bogor
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Timur, menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) FKPT di kompleks Gedung Kantor BNPT Sentul Bogor, 26-29 Desember 2022, membawa identitas budaya khas Jawa Timur. Hal itu diwujudkan dalam busana enam aktivis FKPT Jatim dengan busana khas Jawa Timuran.
Enam utusan tersebut adalah Ketua FKPT Jatim Dr Hj Hesti Armiwulan SH MHum, Sekretaris FKPT Agus lmantoro, SE, S.Sos, MM, Bendahara FKPT Prof Dr Hj Husniyatus Salaman Z, Kabid Agama Ekonomi Sosial Budaya Mochammad Arifin, Kabid Perempuan dan Anak Dra Hj Faridatul Hanum MKom dan Kabid Media massa dan Humas FKPT Jatim Riadi Ngasiran.
Rakornas FKPT dihadiri seluruh utusan dari pelbagai provinsi di Indonesia, para tokoh agama, utusan ormas-ormas keagamaan, dan tokoh masyarakat.
Ketua BNPT Boy Rafly Amar, memberi apresiasi kepada para peserta dengan mengedepankan identitas budaya masing-masing daerah di bumi Nusantara.
Acara Rakornas FKPT dibuka secara resmi Selasa, 27 Desember 2022, terkesan sebagai perwujudan keragaman budaya masyarakat Indonesia. Tampak hadir Ketua Forum Ormas Islam Indonesia Prof Dr Said Aqil Siroj, bersama para tokoh Ketua Ormas Keagamaan lainnya.
Ketua FKPT Jatim Hesti Armiwulan menjelaskan, identitas budaya menjadi bagian penting dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara dari gangguan terorisme, radikalisme dan ekstremisme.
Hesti Armiwulan mengingatkan, intoleransi, ujaran kebencian (hate speech), ekstremisme, radikalisme hingga retaknya hubungan antarumat beragama, merupakan problem yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini.
Cara Pencegahan Terorisme
Dalam ikhtiar pencegahan tindak pidana terorisme, pemerintah melakukan langkah antisipasi secara terus menerus. Hal itu dilandasi prinsip pelindungan hak asasi manusia dan prinsip kehati-hatian. Melalui kesiapsiagaan nasional, kontra radikalisme dan deradikalisme.
Kesiapsiagaan nasional, menurut Hesti, merupakan suatu kondisi siap siaga untuk mengantisipasi terjadinya tindak pidana terorisme melalui proses yang terencana, terpadu, sistematis dan berkesinambungan.
"Kesiapsiagaan nasional dilakukan melalui pemberdayaan masyarakat, peningkatan kemampuan aparatur, perlindungan dan peningkatan sarana prasarana, pengembangan kajian Terorisme, serta pemetaan wilayah rawan paham radikal Terorisme," tutur Hesti.
Ditegaskan Hesti, pendepatan soft aproach melalui moderasi beragama merupakan proses menjaga keseimbangan yang paripurna, setiap warga masyarakat yang berbeda suku, etnis, budaya, agama dan pilihan politiknya.
Tugas FKPT
Hesti Armiwulan mengingatkan tentang tugas FKPT, di antaranya, pengembangan potensi dan kreativitas yag dimiliki oleh generasi muda dalam pencegahan terorisme. Pemberian edukasi bagi kelompok perempuan dan anak dalam pencegahan terorisme
"FKPT pun melakukan penelitian tentang potensi radikal terorisme. Adanya diseminasi dan sosialisasi pencegahan terorisme kepada semua elemen masyarakat di daerah dan pengembangan kreativitas dari berbagai perspektif. Selain itu, menekankan pentingnya literasi informasi pencegahan terorisme melalui media massa, media sosial dan media lainnya," tutur Hesti Armiwulan.