Perkuat Ekosistem Pembelajaran Online, Terobosan Pusdatin Dikbud
Di tengah situasi pandemi sekarang ini dan tantangan-tantangan pembelajaran, pemerintah diminta tetap memperkuat ekosistem pembelajaran online. Sistem Pembelajaran Jarak Jauh (PPJ), mutlak diperlukan serta didukung dengan kolaborasi dan kerjasama lintas institusi.
Demikian pendapat utama dari diskusi 'Outlook Pendidikan 2021: Membangun Ekosistem Pembelajaran Daring dan Pentingnya Internet Sehat', yang diselenggarakan Arus Survey Indonesia, pada Kamis 17 Desember 2020.
Plt. Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Pusdatin) Kemendikbud, Hasan Chabibie, menyampaikan betapa mekanisme pembelajaran online penting untuk didukung bersama, karena keniscayaan dan tuntutan perkembangan zaman.
"Meski sekolah dibuka, pembelajaran tatap muka tidak bisa lepas dari teknologi. Ke depan, blended learning atau hibrid learning," ungkap M. Hasan Chabibie, yang juga penulis buku 'Literasi Digital'.
Dalam kesempatan itu, Hasan Chabibie mengajak pelbagai pihak untuk bersama-sama berkolaborasi untuk meningkatkan kualitas pendidikan serta menjaga nyala api belajar peserta didik kita.
Sementara, Budy Sugandi, peneliti utama Arus Survey Indonesia, menjelaskan bahwa membangun ekosistem pembelajaran daring sangat penting untuk masa kini dan mendatang, karena kebutuhan serta perkembangan zaman. Budy menggarisbawahi pentingnya dukungan serta komitmen peserta didik dan pengajar untuk adaptif dengan pembelajaran daring.
"Komponen yang diperlukan untuk menunjang pembelajaran daring tidak hanya gawai, listrik, kuota dan sinyal internet, tapi juga komponen niat, peserta didik, guru dan dosen yang siap dengan pembelajaran daring," jelas Budy Sugandi.
Selama ini, Kemendikbud terutama melalui Pusdatin, telah sukses menyelenggarakan pembelajaran daring, khususnya pada masa pandemi.
Pusdatin lewat layanan Rumah Belajar, TV Edukasi, Radio Edukasi, dan beberapa layanan lain, telah menjangkau ratusan juta pengakses dari seluruh provinsi di Indonesia. Bahkan, Pusdatin Kemendikbud juga sukses menyalurkan bantuan kuota internet untuk pendidikan lebih dari 35 juta peserta didik dan pengajar