Perkembangan Kasus Covid-19 di Indonesia Trennya Menurun
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia mulai menunjukkan tren penurunan. Hal ini terjadi selama lima hari berturut-turut jumlah penambahan kasus Covid-19 harian turun.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Siti Nadia Tarmizi menambahkan, jumlah kasus aktif Covid-19 juga terlihat melandai. Kasus aktif merupakan jumlah warga terpapar Covid-19 yang tengah menjalani perawatan di fasilitas kesehatan maupun isolasi mandiri di rumah masing-masing.
"Kasus konfirmasi (Minggu, 20 Februari 2022) harian berkurang hingga 10.900 dari hari sebelumnya, dan kasus aktif sedikit melambat dengan penambahan di angka 15.448 per hari. Penambahan angka bed occupancy ratio (BOR) secara nasional juga masih terkendali naik hanya 1 persen," kata Nadia, dalam keterangan tertulis pada Senin, 21 Februar 2022.
Nadia kemudian merinci, pada Minggu kemarin, terjadi penurunan signifikan kasus konfirmasi menjadi 48.484, dibanding kasus konfirmasi sehari sebelumnya yang mencapai 59.384. Selain itu, kasus aktif sedikit melambat dengan penambahan di angka 15.448 per hari.
Indonesia Tidak Ingin Latah
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, Indonesia tidak perlu latah untuk menyamai negara-negara lain yang saat ini sudah memasuki masa transisi. Indonesia akan secara bertahap dan berlanjut melakukan transisi.
"Meskipun beberapa negara lain sudah mulai memberlakukan kebijakan pelonggaran untuk transisi ke endemi, seperti Inggris, Denmark hingga Singapura, tapi kita tidaklah perlu latah ikut-ikutan seperti negara tersebut," ujar Luhut dalam konferensi pers evaluasi PPKM yang disiarkan secara daring, pada Senin 21 Februari 2022.
Basis transisi yang akan digunakan Indonesia adalah mempertimbangkan sejumlah indikator, antara lain kesehatan, ekonomi dan sosial budaya, serta terus menerapkan prinsip kehati-hatian. Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan, pemerintah pun menggunakan pra-kondisi endemi sebagai pijakan dengan menggunakan sejumlah indikator.
"Seperti tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi, tingkat kasus yang rendah berdasarkan indicator WHO, kapasitas respons fasilitas kesehatan yang memadai maupun menggunakan surveilans aktif," tutur Luhut.
"Selain itu, pra-kondisi ini juga harus terjadi dalam rentang waktu yang cukup panjang dan sudah stabil ataupun konsisten. Saya juga meminta masyarakat yang sudah memiliki tiket vaksin ketiga ataupun yang sudah divaksinasi lengkap dengan rentang waktu enam bulan dapat langsung mendatangi gerai-gerai vaksin yang telah disiapkan," pesan Luhut.
Advertisement