Perjuangan Dokter di Mojokerto Sembuhkan Puluhan Pasien Covid-19
Peringatan hari Kartini 2021 merupakan tahun kedua di tengah wabah oCrona atau Covid-19. Peran perempuan semakin tampak nyata di hampir semua lini. Seperti kisah dokter perempuan di Mojokerto yang membuat inovasi penanganan Covid-19 hingga menyembuhkan puluhan pasien.
Ia adalah dr Kusuma Wardani. Perempuan 39 tahun itu kini menjadi salah satu sosok sentral dalam menghadapi wabah Covid-19.
Ia menjadi salah satu dokter yang paling aktif memberikan sosialisasi terkait pencegahan ataupun penanganan Covid-19 kepada masyarakat.
Peran sentral perempuan kelahiran Surabaya Jawa Timur itu tak lepas dari sejumlah jabatan yang dipegangnya. Perempuan yang menjabat Kepala Puskesmas Gayaman, Kecamatan Mojoanyar ini juga anggota Satgas Covid-19 Kecamatan Mojoanyar, Mojokerto.
Pada bulan Maret 2020 sebelum Kabupaten Mojokerto dinyatakan darurat Corona, ia sudah membentuk Satgas Penanganan Covid-19. Si Merona, itulah nama yang dia berikan untuk satgas yang dibentuk.
Nama itu adalah akronim dari Siaga Melawan Corona. Satgas itu melibatkan seluruh tenaga medis dan karyawan Puskesmas Gayaman yang berjumlah 60 orang.
"Satgas ini dibentuk sebelum ada kasus positif dan Kabupaten Mojokerto belum membentuk Satgas Covid-19. Tugas kita bagaimana mencegah Covid-19," kata dr Kusuma kepada wartawan, Rabu 21 April 2021.
Dia juga rela terjun langsung untuk memberikan sosialisasi kepada masyarakat dan menyemprotkan cairan bersama tim yang sudah dibentuk dan dibantu TNI Polri.
Saat kasus positif Covid-19 sudah mulai masuk di Kabupaten Mojokerto, dia juga ikut merawat pasien Covid-19. Apalagi sejak 25 Desember 2020 yang lalu, UGD dan ruang rawat inap di puskesmas tersebut diubah menjadi rumah karantina tim Si Merona.
Sejak dibuka, tempat ini sudah merawat 87 pasien positif Covid-19. Pasien yang diisolasi di rumah karantina ini tergolong tanpa gejala klinis (OTG) dan pasien dengan gejala ringan.
Agar para pasien Covid-19 cepat sembuh, dr Kusuma menerapkan cara-cara kreatifnya. Setiap pasien rutin diberi asupan vitamin D, E, C, serta probiotik untuk meningkatkan kekebalan tubuh mereka.
"Yang dari sini rata-rata sembuh tidak ada yang meninggal. Selain perawatan fisik kita juga memberikan vitamin. Kemudian perawatan psikisnya, salah satunya senam pagi dan berjemur jadi mereka santai," ujar dr Kusuma.
Setelah inovasi Si Merona, Dokter perempuan asal Surabaya itu saat ini sedang membuat inovasi penanganan Covid-19 untuk diterapkan di Sekolah saat pelajaran tatap muka sudah digelar, khususnya Sekolah yang ada di Kecamatan Mojoanyar.
Gen Si Merona, itu nama inovasi yang saat ini sedang digodok olehnya. Nama itu akronim dari generasi Siaga Melawan Corona. Gen Si Merona ini akan melibatkan para murid yang sudah ditunjuk, untuk dijadikan tim Gen Si Merona.
"Siswa ini nanti akan kita didik untuk menjadi Satgas Covid-19. Jadi mereka akan membantu gurunya untuk mengawasi teman-temannya sendiri agar tetap menjaga protokol kesehatan," terangnya.
Meski begitu, Kusuma mengaku tak ada hambatan baginya untuk berkarier sebagai seorang dokter perempuan. Jika pun ada yang membuatnya sedikit kewalahan adalah perihal membagi waktu dengan keluarga.
"Kita harus menjaga agar virus itu tidak menular kepada keluarga. Saya benar-benar double protektif, artinya sebelum pulang saya harus bersih, mandi di Puskesmas, ganti baju sampai rumah saya juga mandi dulu," tegas Kusuma.
Bahkan, dokter perempuan yang pernah berdinas di RSUD Dr Soekandar Kecamatan Mojosari itu menunjukkan dedikasi yang tinggi meski ada rasa takut tertular Corona.
"Rasa takut ada pasti, cuma ini harus kita lihat lagi. Ini adalah tugas bagi kita sebagai tenaga medis. Kita harus menangani pasien. Dari awal sampai akhir, pasien itu kita harus kita bantu," tandasya.
Advertisement