Hasyim Muzadi Santri Gontor
Saat masih remaja, lulus SMP Hasyim remaja dikirim ayahnya ke pondok pesantren Gontor, Ponorogo. Dia nyantri selama enam tahun, dari 1956-1962.
Kemudian hari dia menjadi tokoh nasional, salah satu tokoh terbaik Indonesia, yang meninggal dunia hari ini, Kamis (16/3) pagi.
Nama lengkapnya adalah KH. Ahmad Hasyim Muzadi. Lahir di Bangil Tuban - Jawa Timur pada tanggal 8 Agustus 1944 . Ia pernah menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), organisasi keagamaan terbesar di Indonesia. Dan juga menjadi pengasuh pondok pesantren Al-Hikam, Malang, Jawa Timur.
KH Hasyim menempuh jalur pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah di Tuban pada tahun 1950, dan menuntaskan pendidikannya tingginya di Institut Agama Islam Negeri IAIN Malang, Jawa Timur pada tahun 1969. Ia nampaknya memang terlahir untuk mengabdi di Jawa Timur. Sederet aktivitas organisasinya ia lakoni juga di daerah basis NU terbesar ini.
Organisasi kepemudaan Gerakan Pemuda Ansor (GP-Ansor) dan organisasi kemahasiwaan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) pernah ia pimpin. Hal inilah yang menjadi struktural menjadi modal kuat Hasyim untuk terus berkiprah di NU.
Kiprah organisasinya mulai dikenal ketika pada tahun 1992 ia terpilih menjadi Ketua Pengurus Wilayah NU (PWNU) Jawa Timur yang terbukti mampu menjadi batu loncatan bagi Hasyim untuk menjadi Ketua PBNU pada tahun 1999.
Banyak yang mafhum, sebagai organisasi keagamaan yang memiliki massa besar, NU selalu menjadi daya tarik bagi partai politik untuk dijadikan basis dukungan. Hasyim pun tak mengelak dari kenyataan tersebut. Tercatat, suami dari Hj. Muthomimah ini pernah menjadi anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur pada tahun 1986, yang ketika itu masih bernaung di bawah Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Namun, jabatan sebagai Ketua Umum PBNU lah yang membuat Hasyim mendadak menjadi pembicaraan publik dan laris diundang ke berbagai wilayah. Bisa dikatakan, wilayah aktivitas alumni Pondok Pesantren Gontor Ponorogo ini tidak hanya meliputi Jawa Timur, namun telah menasional. Basis struktural yang kuat itu, masih pula ditopang oleh modal kultural yang sangat besar, karena ia memiliki pesantren Al-Hikam, Malang, yang menampung ribuan santri.
Jabatan terakhirnya adalah anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa Presiden Joko Widodo. Ia juga pernah maju ke bursa calon Wakil Presiden, mendampingi Megawati Soekarno Putri pada Pilpres 2004.
PENDIDIKAN
- Madrasah lbtidaiyah Tuban-Jawa Timur, Tahun 1950-1953
- SD Tuban-Jawa Timur, Tahun 1954-1955
- SMPN I Tuban-Jawa Timur, Tahun 1955-1956
- KMI Gontor, Ponorogo-Jawa Timur, Tahun 1956-1962
- PP Senori, Tuban-Jawa Timur, Tahun 1963
- PP Lasem-Jawa Tengah, Tahun 1963
- IAIN Malang-Jawa Timur, Tahun 1964-1969
- Bahasa, Tahun 1972-1982
KARIR
- Anggota WantimPres
Membuka Pesantren Al-Hikam di Jalan Cengger Ayam, Kodya Malang.
Dan Jl. H.Amat No. 21 Kukusan Beji (belakang UI) Depok Jabar
- Anggota DPRD Kotamadya Malang dari PPP.
- Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), Malang.
- Anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur 1986-1987.
- Anggota DPRD Tingkat II Malang-Jawa Timur.
ORGANISASI
- PII ( Pelajar Islam Indonesia ), Tahun 1960 – 1964
- Ketua Ranting NU Bululawang-Malang
- Ketua Anak Cabang GP Ansor Bululawang-Malang, Tahun 1965.
- Ketua Cabang PMII Malang, Tahun 1966.
- Ketua KAMI Malang, Tahun 1966.
- Ketua Cabang GP Ansor Malang, Tahun 1967-1971.
- Wakil Ketua PCNU Malang, Tahun 1971-1973.
- Ketua DPC PPP Malang, Tahun 1973-1977.
- Ketua PCNU Malang, Tahun 1973-1977.
- Ketua PW GP Ansor Jawa Timur, Tahun 1983-1987.
- Ketua PP GP Ansor, Tahun 1985-1987.
- Sekretaris PWNU Jawa Timur, Tahun 1987-1988.
- Wakil Ketua PWNU Jawa Timur, Tahun 1988-1992.
- Ketua PWNU Jawa Timur, Tahun 1992-1999.
- Ketua Umum PBNU, Tahun 1999-2004.
- Ketua Umum PBNU, Tahun 2004-2010.
- Anggota DPRD Tingkat II Malang-Jawa Timur.
- Anggota DPRD Tingkat I Jawa Timur, Tahun 1986-1987.
(frd)