Perjalanan Hidup Hari Moekti Dari Rocker Hingga Ustad
Duka menyelimuti dunia musik Indonesia, mantan rocker yang saat ini menjadi pendakwah Hari Moekti meninggal dunia. Hari Moekti menghembuskan nafas terakhirnya diusia 61 tahun.
Hari Moekti dengan nama asli Hariadhi Wibowo lahir di Cimahi pada 25 Maret 1957. Sebelum menjadi pendakwah, Hari Moekti dikenal sebagai rocker.
Ia memulai karirnya dibidang musik saat berada di kota Semarang. Saat itu Hari dan beberapa kawannya membentuk grup band bernama Darodox.
Dikutip dari website pribadi Harrymoekti.com, Minggu, 24 Juni 2018, saat pindah ke Bandung, Hari bergabung dengan Orbit band, Primas band bersama Tommy Kasmiri, dan New Bloodly Band.
Setelah itu perjalanan musiknya dilanjutkan ke Jakarta. Ia bergabung bersama Makara dari tahun 1982 sampai tahun 1985.
Namun ketika Hari melakukan rekaman solo grup ini bubar. Suatu hal yang dianggap mengangkat kariernya adalah ketika bergabung dengan Krakatau pada tahun 1985.
Beberapa rekaman Hari Moekti yang meledak di pasaran antara lain adalah Lintas Melawai pada tahun 1987, Ada Kamu, Aku Suka Kamu Suka dan Satu Kata bersama grup band Adegan. Selama kariernya Hari telah membuat tujuh album rekaman, albumnya yang terakhir adalah Di Sini.
Album terakhir itu dibuat ketika Hari mulai menekuni agama Islam lebih mendalam, sehingga Hari tidak melakukan promosi dengan mengadakan show seperti yang dilakukan setiap penyanyi ketika albumnya muncul.
Hijrah dari rocker menjadi pendakwah
Proses mendapatkan hidayah yang dilakukan oleh Hari Moekti bukanlah perjalanan yang instan, butuh proses dan pengorbanan. Harta, pikiran dan tenaga juga keluarga yang tidak mendukung beliau berubah dari rocker menjadi pendakwah ditentang, sehingga harta habis membayar hutang, bisnis hancur, sehingga tidak menyisakan apapun.
Namun, dibalik itu semua ia merasa terlahir kembali, dengan kehidupan baru yang sampai sekarang beliau jalani, yakni pengemban dakwah dan bergabung dengan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), organisasi dakwah Internasional yang berada di lebih 40 negara di dunia yang menyerukan tegaknya hukum-hukum Allah SWT dalam wadah Khilafah rasyidah ‘ala min Hajjin Nubuwah.
Advertisement