Deflasi Berlanjut di Kota Malang, Capai 0,06 Persen di Agustus
Kota Malang pada Agustus 2020, mengalami deflasi sebesar 0,06 persen yang didorong oleh adanya penurunan harga pada kelompok pengeluaran transportasi. Laporan ini berbeda dengan tren year on year, dengan Agustus tahun sebelumnya Kota Malang mecatatkan inflasi.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Malang, Sunaryo menjelaskan kelompok pengeluaran transportasi mengalami penurunan harga tertinggi sebesar 1,46 persen dibandingkan dengan kelompok pengeluaran yang lain. "Penurunan tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran transportasi," katanya, pada Selasa 1 September 2020.
Sunaryo mengungkapkan, biasanya pada periode Agustus di dua tahun sebelumnya, Kota Malang mengalami inflasi. Maka pada periode Agustus 2020 ini, Kota Malang mengalami deflasi. "Pada Agustus 2019, Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,19 persen, dan pada 2018 sebesar 0,05 persen," tuturnya.
Selain kelompok pengeluaran transportasi, pemicu deflasi di Kota Malang juga disebabkan adanya penurunan harga pada kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,27 persen.
Lalu pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau juga turun sebesar 0,19 persen, perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun sebesar 0,04 persen, serta kelompok pengeluaran rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,02 persen.
"Namun, ada juga kelompok pengeluaran yang menunjukkan inflasi," tutur Sunaryo.
Kelompok pengeluaran tersebut kata Sunaryo seperti, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,65 persen, kelompok pendidikan 1,15 persen, kelompok kesehatan 0,40 persen, dan pakaian serta alas kaki naik sebesar 0,04 persen.
Sedangkan untuk komoditas yang mengalami kenaikan harga yaitu, emas perhiasan sebesar 10,79 persen, biaya sekolah dasar 7,90 persen, minyak goreng 2,09 persen, biaya sekolah menengah atas 1,24 persen, tarif dokter spesialis 2,83 persen, dan gula pasir sebesar 1,96 persen.
"Sinyal dari keadaan perekonomian, bahwa yang menggerakkan inflasi itu masih kelompok bahan makanan. Artinya, pada kelompok itu ada pergerakan dinamika perekonomian positif," tutup Sunaryo.
Diketahui sebelumnya, Kota Malang catat deflasi sejak April lalu. Perputaran uang berkurang sejak pandemi berlangsung.
Advertisement