Peringkat Kemudahan Bisnis Thailand Ungguli RI, Ini Penyebabnya
Meski sama-sama turun satu peringkat dibanding tahun lalu, Thailand masih sangat jauh di atas Indonesia dalam hal kemudahan berusaha. Rilis Bank Dunia tentang indeks kemudahan berusaha (Easy of Doing Business) terbaru, Thailand di ranking 27, sedangkan Indonesia di 73. Bahkan Indonesia kalah dengan Vietnam.
Mengapa Thailand bisa menduduki ranking tinggi di bawah Singapura dan Malaysia? Selama tiga hari sejak 29 Oktober 2018 lalu, ngopibareng.id bersama tim promosi investasi Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendalami model promosi dan perijinan investasi di Thailand.
Delegasi dipimpin Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM & PTSP) Aris Mukiyono dan Kabid Kerjasama & Promosi Penanaman Modal Andromeda Qomariah. Selain bertemu Board of Investment (BoI) Thailand, mereka mengunjungi pabrik dan kawasan industri. Juga bertemu koordinator fungsi ekonomi KBRI di Bangkok Lingga Setiawan.
Hasilnya? Thailand memang pantas mendapat ranking tinggi karena sistem perijinan dan regulasinya jauh lebih jelas dibanding Indonesia. Bahkan, mereka memiliki berbagai kebijakan yang menarik bagi investor. Mulai dari visi pengembangan industri sampai dengan berbagai insentif yang disediakan.
Visi pengembangan investasi Thailand adalah naik kelas menuju industri yang ramah lingkungan dan evolusi industri sesuai dengan perkembangan tekhnologi. "Visi investasi di Thailand sudah menggunakan 4.0, tidak hanya di bisang industri, tapi di segala bidang," kata Lingga Setiawan.
Mereka sudah mempersiapkan kluster baru industri, zona ekonomi khusus, dan jenis produk yang hendak dikembangkan. Masing-masing dijanjikna insentif berupa tax holiday alias pembebasan pajak mulai dari 3 tahun sampai 13 tahun. Insentif itu bisa bertambah jika memenuhi kualifikasi pemerintah.
Pembebasan pajak mulai dari pajak pendapatan perusahaan, pajak impor mesin, dan pajak bahan baku untuk insenrif berbasis produk. Jenis industri yang mendapat insentif ini terdiri atas peoduk berbasis bio dan medik, advanced manufacturing, peoduk dasar dan pendukungnya, bisnis dan jasa bernilai tinggi, serta produk kreatif dan digital.
Untuk mendorong investasi berbasis teknologi, Thailand memberikan insentif pajak untuk penggunaan bio teknologi, nano teknologi, advanced materian technology, dan digital technology. Mereka juga memberikan insentif para investor yang berinvestasi di 20 provinsi termiskin, Eastern Economic Coridor, perbatasan selatan Thailand, dan zona pembangunan ekonomi khusus.
Kebijakan pemerintah Thailand untuk menggaet investor itu tak menghadapi hambatan di bawah karena para gubernur ditunjuk pemerintah pusat. Kectguj uali untuk provinsi Bangkok dan Puket yang gubernurnya dipilih langsung. BoI yang bertugas mempromosikan investasi berada di bawah kantor perdana menteri.
Kebijakan pusat itu langsung sejalan dengan semua lembaga dan instansi di bawahnya. Realisasi kluster industri itu ditindaklanjuti BUMN yang menangani industrial estate. Perusahaan ini mengembangkan kawasan-kawasan industri sesuai dengan kluster dan zona khusus yang dirancang pemerintah.
"Kami mengembangkan kawasan industri sesuai dengan kebijakan pemerintah. Selain dengan menggunakan lahan yang disediakan pemerintah, juga bekerja sama dengan perusahaan swasta yang telah membebaskan lahan. Jadi kami selalu koordinasi dengan pemerintah melalui BOI," kata Wanchat Kannasombat, divisi PR Industrial Estate Authority of Thailand.
Visi yang jelas tentang pengembangan ekonomi, kebijakan yang pasti tentang promosi investasi, pelaksanaan yang selaras antara pemerintah pusat dan daerah, serta pelaksanaan yang selaras dengan semua bagian membuat investasi di Thailand menjadi lebih pasti. Semua itu menjadikan peringkat kemudahan investasi di negeri ini menjadi tinggi. (arif afandi)