Peringkat 3 Dunia, Jokowi: Penanganan TBC dan Corona Bisa Bareng
Presiden Joko Widodo ingin penanganan penyakit tuberkulosis (TBC) dan Covid-19 dilakukan secara bersamaan. Karena, Indonesia berada di peringkat ketiga dunia penderita TBC.
"Kita sudah memiliki model untuk Covid-19 yaitu pelacakan secara agresif untuk menemukan di mana mereka. Kita mungkin nebeng (penanganan) Covid-19 ini agar kita juga melacak yang (menderita) TBC," katanya di Istana Merdeka Jakarta, Selasa, dalam rapat terbatas mengenai percepatan eliminasi TBC.
Diketahui, dari data tahun 2017 menunjukan 165.000 jiwa meninggal akibat TBC dan tahun 2018 tercatat 98 ribu jiwa meninggal karena TBC. Untuk itu, Indonesia menjadi negara terbesar ketiga di dunia penderita TBC.
"Kita harus tahu ada 845 (ribu) penduduk penderita TBC dan yang ternotifikasi baru 562 ribu sehingga yang belum terlaporkan masih kurang lebih 33 persen ini hati-hati," katanya.
Presiden mengingatkan bahwa pemerintah terus berupaya menekan kasus TBC dan menargetkan Indonesia dinyatakan bebas dari penyakit tersebut pada 2030.
"Untuk mencapainya saya minta diperhatikan beberapa hal dan saya kira seperti yang kita lakukan sekarang ini untuk Covid-19. Saya tidak tahu apakah ini bisa ditumpangkan di Covid-19 grup sehingga kendaraannya sama. Kalau kita bisa menyelesaikan dua hal yang penting bagi kesehatan rakyat kita, saya yakin bisa lebih mempercepat," katanya.
Jokowi menambahkan, dari jumlah penderita TBC itu, 75 persen adalah kelompok usia produktif, antara 15 sampai 55 tahun. "Perlu kita ketahui 75 persen pasien TBC adalah kelompok produktif, artinya di usia produktif 15 sampai 55 tahun, ini yang juga harus kita waspadai," katanya.
Presiden mengatakan bahwa pelayanan diagnostik dan pengobatan TBC harus diselenggarakan dengan baik. "Prinsip kita sejak awal segera temukan, obati, itu yang dilakukan, seperti yang kita kerjakan pada Covid-19. Ini saya kira kita copy untuk TBC," katanya menambahkan.
Presiden juga mengemukakan pentingnya upaya preventif dan promotif lintas sektor dalam penanganan tuberkulosis.
"Termasuk dari sisi infrastruktur, semuanya harus dikerjakan, terutama untuk tempat tinggal, rumah lembab tanpa cahaya matahari, kurang ventilasi terutama tempat-tempat yang padat, kepadatan lingkungan ini betul-betul sangat berpengaruh terhadap penularan antar-individu," katanya.
Untuk itu, presiden menginstruksikan kepada Kementerian Kesehatan, Kementerian Sosial, serta Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat untuk bekerja sama menekan penularan TBC. (ant)