Warga Karangan Surabaya Bentangkan Bendera 1.200 Meter
Warga Dukuh Karangan, Kelurahan Babatan, Kecamatan Wiyung punya cara berbeda untuk memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Mereka membuat bendera sepanjang 1.200 meter yang digantung mengelilingi kampung Dukuh Karangan RT 04 RW 03 Gang VI.
Bendera raksasa itu berukuran 38x2 centimeter dengan panjang sekitar 12.00 meter. Bendera ini dibiarkan menggantung di atas hingga 31 Agustus 2020 sesuai arahan Menteri Dalam Negeri.
Kusnan Hadi, warga setempat memiliki ide tersebut. Inspirasinya adalah keinginan mengibarkan bendera mengelilingi Gunung Batok pada tahun 1996 yang belum terlaksana.
Setelah disampaikan pada warga, idenya pun mendapat dukungan. Tiga warga sekitar sukarela membantu menjahit bendera. Tak tanggung-tanggung, berbekal uang donasi sukarela yang cukup digunakan membeli makanan ringan dan kain bendera, relawan tuntas menjahit selama dua minggu.
Jahit Dua Minggu
Asiamah, salah satu warga penjahit bendera, sangat bersemangat memeriahkan acara di kampungnya. Bahkan ia mendapat dukungan dari kedua anaknya. “Saya semangat agar kampung bisa ramai saat kemerdekaan. Saya nggak bisa bantu apa-apa kecuali tenaga. Alhamdulillahnya kedua anak saya mendukung. Di sela jahit, kadang saya tinggal nggojek,” kata Asiamah dengan menggebu-gebu.
Sejak 7 hingga 14 Agustus 2020, Asiamah menjahit menggunakan mesin jahit dari pukul 07.00 WIB hingga 24.00 WIB. Kakinya yang bengkak empat hari lantaran keseringan menjahit tidak dia rasakan. Rasa bangganya turut menyemarakkan kemerdekaan lebih besar dari rasa sakit yang ia dapatkan.
Dengan telaten Asiamah memotong tepi kain, melipat kain perlahan agar jahitannya rapi. “Saya ini sampek empat hari bengkak. Tapi saya merasa senang, ada saja kejadian lucu saat menjahit dengan rekan yang lain,” bebernya.
Selain Asiamah, penjahit yang lain Misbah Anwar Malik mengaku hal yang sama. Meski Misbah tinggal di RT yang berbeda, ia dengan bungah turut membantu menjahit bendera. Padahal, sebelumnya ia telah berhenti menjahit selama lima tahun. “Saya suka saat saling gojlokan. Pernah kemarin ada yang bantu jahit tapi salah, kami cuma ketawa aja,” kata Misbah.
25 Kilo Polo Pendem
Selain pemasangan bendera mengelilingi kampung, warga Dukuh Karangan akan menggelar senam dan makan makanan tradisional. 25 kilogram polo pendem disantap secara bersama-sama. Di antara nya ketela pohon, ketela rambat, kacang, dan kentang. Polo pendem dipilih untuk melestarikan makanan tradisional rakyat.
Ketua RT setempat, Riyanton sudah membagi warga yang bertugas dalam membeli dan memasaknya. Dana membeli penganan ini diperoleh dari pemilik kos sekitar. “Tanggal 16 Agustus 2020 rencananya kami senam dulu. Lalu menyanyikan lagu Indonesia Raya, setelahnya makan 25 kilogram polo pendem bersama yang dibagi ke beberapa titik. Kami tetep mematuhi protokol, kami juga akan undang warga lain dan umum,” tutupnya.
Catatan redaksi, berita ini mengalami koreksi pada lamanya proses menjahit bendera. Koreksi dilakukan pada 15 Agustus 2020, pukul 09:57 WIB. Redaksi memohon maaf.
Advertisement