Peringati Hari Keluarga Nasional, Lamongan Kenalkan Gerakan 18-21
Dalam rangka peringatan Hari Keluarga Nasional, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) Kabupaten Lamongan menggelar acara puncak Harganas ke-26 Tahun 2019 di Sport Center Lamongan, Selasa 6 Agustus 2019.
Dalam acara tersebut, perwakilan dari BKKBN Jawa Timur, Sofia Hanik mengingatkan kembali akan pentingnya keluarga dalam membangun serta melahirkan generasi berkualitas. Karena keluarga merupakan lingkungan pertama calon generasi bangsa.
“Dengan acara ini, mengingatkan lagi fungsi dan arti keluarga. Hal ini juga sebagai momen bagi keluarga Indonesia untuk terus menerus berupaya membentuk serta meningkatkan kesejahteraan keluarga, agar melahirkan generasi yang berkualitas” ungkapnya.
Acara yang diperingati setiap tanggal 6 Agustus tersebut, diharapkan dapat meningkatkan lagi gerakan kembali ke meja makan, dan gerakan tidak melihat sosial media dan televisi, pada jam 18.00 WIB hingga 21.00 WIB, atau dikenal dengan istilah gerakan 18-21.
Lebih lanjut, Bupati Lamongan Fadeli, mengklaim, bahwa gerakan 18-21 lahir dari Kabupaten Lamongan. Dalam sambutannya, ia menuturkan bahwa Pencetus gerakan 18-21 adalah Kabupaten Lamongan, yang sekarang diambil alih nasional.
“Pencetus gerakan 18-21 adalah Lamongan, dan sekarang (program 18-21) diterapkan secara nasional. Sehingga lamongan jangan sampai ketinggalan, harus lebih baik”. ungkapnya.
Menurutnya, selain dalam membentuk keluarga yang berkualitas, diperlukan empat pendekatan pertahanan yakni, keluarga berkumpul, berinteraksi, berdaya dan peduli berbagi.
“Tidak hanya 18-21 tapi kita sudah bergerak ke desaku pintar, di desaku pintar ada 10 tataran, dan yang teratas ada 18-21,” lanjutnya.
Sekarang ini anak-anak pada jam keluarga yaitu 18.00 sampai 21.00 lebih suka bermain handphone jika tidak dikontrol. Padahal handphone banyak memberikan efek buruk jika anak sudah kecanduan. Hal itu bisa berdampak buruk pada pertumbuhan belajar anak.
"Para hadirin tau tidak, jika Lamongan punya program 18-21, apa itu, program wajib belajar di jam-jam itu. Untuk itu para orangtua diharap mendampingi anak-anaknya supaya budaya belajar tidak terkikis oleh permainan handphone," ujarnya.
Anak-anak memang cenderung lebih menyukai permainan di handphone, ketimbang harus belajar. Untuk itu, Fadeli menghimbau agar para orang tua mendamping anak-anaknya pada jam belajar.
Seperti diketahui, acara tersebut dihadiri oleh hampir 4.000 peserta, terdiri dari kader dari BKKBN, Kader sub PPKB se-Kabupaten Lamongan serta penyuluh Keluarga Berencana. PPKB juga memberikan penghargaan dan hadiah kepada para pemenang lomba Peringatan Harganas ke-26. (nas)