Peringati Hari Antikekerasan Seksual, Ini Suara Aktivis Malang
Memperingati Hari Antikekerasan Seksual yang jatuh pada hari ini, 25 November 2019. Aliansi Gerakan Perempuan Bersama Rakyat (Gempur) di Malang, menyoroti kasus kekerasan dan pelecehan seksual yang kerap kali dialami perempuan. Seperti, cat calling dan kriminalisasi terhadap perempuan.
Menurut Humas Aksi dari Gempur, Anisha Lupita, kondisi perempuan di Indonesia saat ini mengalami berbagai bentuk marginalisasi dan diskriminasi.
"Salah satu bentuknya yaitu cat calling, yang sering sekali dialami oleh teman-teman perempuan di jalan. Mereka digoda, ini merupakan salah satu bentuk pelecehan seksual," tuturnya pada Senin 25 November 2019.
Hal serupa juga pernah dialami Anisha, sewaktu masih SMA. Ia menceritakan pelecehan itu dilakukan oleh salah satu oknum guru di sekolah bersangkutan.
"Waktu itu guru SMA saya sendiri pernah menggoda. Padahal itu di ranah pendidikan," terang mahasiswi semester 3, jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah, Malang tersebut.
Dari sisi kriminalisasi, kata Anisha, di Indonesia sendiri pernah dialami oleh salah seorang guru sekolah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Baiq Nuril. Ia bahkan sempat mendekam di penjara, namun akhirnya dibebaskan oleh amnesti yang diberikan Presiden Jokowi.
"Contoh kasus seperti yang dialami oleh Baiq Nuril. Dalam kasus tersebut, dia merupakan korban, tapi malah dipenjara dan dinyatakan bersalah secara hukum," ujarnya.
Anisha menuturkan sebelum dilakukan aksi memperingati Hari Anti Kekekerasan Seksual hari ini, para individu yang tergabung dalam aliansi dilakukan kajian publik dahulu beberapa hari sebelumnya.
"Kami sebagai masyarakat Indonesia sudah wajar untuk membekali diri dengan pengetahuan mengenai kesetaraan gender dan saling mengedukasi satu sama lain bahwa masih ada praktek kekerasan seksual terkhusus kepada perempuan," tuturnya.
Maka dari itu, menurut Anisha, baik perempuan dan laki-laki memiliki semangat perlawanan yang tinggi dalam berjuang bersama dan bisa mengedukasi satu sama lain.
Dalam aksi kali ini aliansi Gempur akan melakukan long march yang dimulai dari depan Perpustakaan UMM, lalu menuju Gerbang Utama UMM dan terakhir di Terminal Landungsari, Kota Malang.