Perhiasan Imitasi Sebabkan Dermatitis, Ini Tips Pilih Perhiasan
Saat ini banyak dijumpai anak muda yang lebih gemar memakai aksesoris imitasi ketimbang emas asli. Hal ini lantaran, banyak anak muda merasa perhiasan emas memiliki model yang ketinggalan zaman dan terkesan tua.
Nyatanya, perhiasan imitasi memiliki dampak pada kesehatan kulit. Dokter Shinta Dewi RS, SP. DV, spesialis Dermatologist mengatakan, perhiasan imitasi berbahan nikel, tembaga dan kobalt bisa menyebabkan dermatitis (peradangan kulit).
"Selain penggunaan skincare, untuk mencegah iritasi pada kulit juga harus menghindari aksesoris atau perhiasan imitasi dengan tiga bahan campuran diatas. Dermatitis akibat aksesoris imitasi paling banyak terjadi di telingga," kata dokter Shinta.
Dokter Shinta menjelaskan, perhiasan imitasi hanya boleh digunakan kurang dari 0,2 mikro gram per pekannya. "Jadi tidak boleh terlalu besar bahan imitasinya dan tidak boleh terlalu sering digunakan, karena bisa membuat kulit alergi dan iritasi," jelasnya.
Tak hanya perhiasan imitasi, perhiasan emas juga bisa menyebabkan iritasi apabila mengunakan bahan campuran dari tiga bahan tadi. Sehingga saat membeli emas, masyarakat harus memastikan bahan campuran apa yang digunakan.
"Emas itu risiko iritasinya sedikit, tapi tetap ada. Sebenarnya bukan emas yang membuat iritasi tapi bahan pencampurnya. Kita tau ya emas murni itu tidak bisa dibentuk jadi perhiasan, bahan pencampurnnya ini yang bisa membuat emas mudah dibentuk, ini yang harus dipastikan masyarakat agar terhindar dari iritasi saat memakai emas," ungkap dokter Shinta.
Selama ini, kasus iritasi yang banyak ditemuinya karena perhiasan imitasi, ada di area telingga, leher, tangan hingga perut. Karena ada beberapa produk gesper yang menggunakan aksesoris tambahan di tengahnya.
Lanjutnya, gejala dermatitis bisa diketahui dengan munculnya rasa gatal, kulit berubah menjadi merah, tekstur kulit menjadi bersisik dan paling parah bisa mengeluarkan air.
"Awalnya kulit pasti gatal dan merah, lalu muncul sisik dan plentingan (beruntusan) kecil-kecil berisi air di area kulit yang mengalami dermatitis," ujarnya.
Pertolongan pertama saat mengalami gejala dermatitis, ujar dokter Shinta adalah melepas semua perhiasan yang digunakan. Bila dermatitis tidak parah maka gejala akan berkurang dengan sendirinya setelah melepas perhiasan.
"Tapi kalau sampai berair kulitnya, penggunaan perhiasan harus distop karena dikhawatirkan akan menyebabkan dampak kesehatan kulit lebih serius," tandasnya.
Penjelasan dokter Shinta ini dipaparkan pada sejumlah anak muda yang hadir dalam Talkshow LULAPIN GOLD S(HOPPING) hari ini, Rabu, 27 September 2023 di Surabaya.
CEO LULAPIN GOLD, Citra Ayuningtyas menjamin produk perhiasan emas yang dibuatnya tidak mengandung bahan-bahan yang menyebabkan iritasi, seperti yang dijelaskan dokter Shinta.
Bahkan, untuk mengajak anak muda kembali menyukai perhiasan emas. Pihaknya mengabungkan desain emas warisan leluhur dengan model terbaru, Korean Style.
"Jangan sampai anak muda sekarang banyak mengadaptasi budaya luar. Sebisa mungkib bangga dengan budaya kita sendiri. Untuk itu, kami mengabungkan desain perhiasan warisan leluhur dengan desain modern, seperti Korean style yang modelnya kecil dan halus," kata Citra.
Menurutnya, perhiasan emas tak cuma aksesoris tapi juga bisa menjadi investasi, bahkan bisa menjadi warisan kepada anak dan cucu kelak.
"Agar bisa diwariskan tentunya harus memilih perhiasan dengan model klasik, ini akan sangat menguntungkan di masa depan. Nilai emas juga tidak akan turun asal disimpan dengan baik dan tidak tergores," ungkapnya.
Semangat mengkolaborasikan desain perhiasan emas warisan leluhur dan emas model terkini, juga diwujudkan pihaknya dengan memberdayakan pengrajin emas lokal.
"Untuk mewujudkan desain perhiasan emas tersebut kami berkolaborasi dengan pengrajin emas di Pulau Jawa. Visi kami mengembalikan kebanggaan anak muda akan aksesoris lokal dan memiliki nilai investasi jangka panjang," pungkasnya.
Advertisement