Perhatikan Masa Depan Atlet, KONI Jatim Jajaki Kerja Sama dengan Dayalima
Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Jawa Timur menjajaki kerja sama dengan lembaga konsultan pengembangan sumber daya manusia Dayalima Abisatya.
Ketua KONI Jatim, M Nabil mengatakan, bahwa penjajakan ini mempersiapkan potensi kerja sama untuk pengembangan diri atlet pasca purna nanti. Sebab, sebelumnya nasib atlet selalu terbengkalai padahal telah memberi kontribusi besar bagi bangsa.
"Kita punya tanggung jawab secara moral bahwa anak-anak sudah melakukan pengorbanan dan kontribusi. Itu sedang kami pikirkan bagaimana teman-teman (purna) atlet nanti bisa terakomodir karena tidak semua jadi pelatih," kata Nabil.
Salah satu yang didorong, aku Nabil, bagaimana para purna atlet nantinya dapat menjadi seorang entrepreneur yang dapat mengembangkan usahanya sendiri.
"Nanti ada penguatan dan pemberdayaan ekonomi mereka. Jadi kalau sudah selesai dari atlet mereka bisa meneruskan kehidupannya supaya mereka punya kemampuan ekonomi untuk menaikkan level ekonominya masing-masing," jelasnya.
"Sehingga atlet tidak hanya berharap jadi ASN saja tapi banyak ruang dan peluang yang bisa diambil," pungkasnya.
Sementara itu, Chusnur Ismiati selaku Associate Dayalima Abisatya mengaku antusias menyambut peluang yang ada karena pihaknya juga memiliki kepedulian terhadap nasib atlet pasca purna.
Untuk itu, pihaknya nanti akan memberikan pembinaan dan pendampingan terhadap purna atlet mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai keinginannya.
"Terhadap atlet nanti akan di-assessment sesuai kebutuhannya. Kalau kewirausahaan pasti ada pendampingan, kalau soal kerja ada pelatihan. Tidak hanya bidang usaha saja, kalau mereka bisa jadi bekerja di unit tertentu kenapa tidak, atau jadi coach di luar negeri yang itu pekerjaan sangat mentereng dan itu perlu motivasi," kata perempuan yang akrab disapa Is itu.
Ia mengatakan, bahwa atlet sebenarnya memiliki potensi yang besar untuk survive di dunia kerja atau bahkan sebagai wirausaha. Sebab, sejak dini sudah dilatih nilai-nilai kedisiplinan, tanggung jawab, sportif dan banyak hal positif.
"Secara individu atlet orang tangguh, orang pilihan yang sudah bertahun-tahun terlatih. Tinggal kita mengubah yang selama ini melatih mereka di jalur olahraga, menjadi jalur kehidupan sesungguhnya punya pekerjaan dan diberdayakan," pungkasnya.
Advertisement