Perhatikan Jadwal Periksa Mata Anak Sesuai Usia
Sulit untuk mengetahui apakah anak-anak kita perlu menjalani pemeriksaan mata. Namun dokter spesialis mata anak membantu melindungi penglihatan anak dan memberikan informasi bermanfaat untuk kesehatan mereka.
Dokter Irma Praminiarti, SpM dari Rumah Sakit Mata Undaan (RSMU) Surabaya membagikan kisahnya selama hampir tiga tahun ini menjadi dokter spesialis penyakit mata anak.
"Menjadi dokter mata anak itu, bukan hanya memeriksa si anak saja tapi juga harus lebih dekat dengan keluarganya," tuturnya.
Berbagai masalah mata dapat menimpa anak pada tiap pertumbuhannya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk dapat memahami tanda-tanda kelainan mata pada anak mereka.
"Anak itu kan belum seberapa tahu bagaimana kondisi tubuhnya, jadi yang terpenting itu harus mengedukasi keluarganya agar di rumah juga terus menstimulus mata anak," kata dokter yang ahli dalam strabismus atau mata juling ini.
Pemeriksaan mata pada anak sebaiknya mulai dilakukan pada usia 6 bulan, 1 tahun dan 3 tahun dan ketika memasuki usia sekolah dasar sekitar usia 6 tahun.
Irma mengatakan, dirinya sebagai dokter mata anak tidak bisa berjalan sendiri dalam proses pengobatan mata anak. Orang tua sang anak juga harus ikut andil dan selalu memberi dukungan bagi anaknya.
"Orang tua kan lebih lama bersama anaknya, dibanding saya. Jadi saya ke arah itu untuk mengedukasi orang tua, karena bagaimana anak tergantung orang tuannya," jelas perempuan kelahiran 3 Juni 1980 ini.
Meski begitu bukan perkara gampang mengedukasi orang tua si pasien. Irma berujar bahwa terkadang artikel kesehatan di Google atau mitos kesehatan yang terlanjur dipercaya masyarakat menjadi kendala bagi dirinya.
"Di sini orang tua yang percaya Google maupun mitos akan mengganggap penanganan pada anaknya sama seperti apa yang dia baca, jadi saya sedikit sulit untuk mengedukasinya," sambungnya.
Di balik itu semua, Irma menuturkan, pekerjaannya sebagai dokter mata anak selalu menyenangkan dan membuatnya semakin ingin melakukan yang terbaik untuk pasiennya.
Seperti salah satu kasus mata anak yang pernah ia tangani di mana anak tersebut mengalami katarak saat dilahirkan. Irma berhasil melakukan operasi katarak sang anak sehingga membuat kualitas penglihatannya membaik.
"Sampai ibunya waktu itu bilang ke saya, saya itu senang sekali Dok, seperti mendapat berlian anak saya bisa melihat saya, dari situ saya ingin terus memberikan yang terbaik," ucap Irma yang mengikuti jejak sang ibu menjadi dokter mata.
Melalui pendidikan S1 dan S2 di Universitas Airlangga Surabaya, kemudian melanjutkan pendidikan dengan mengambil program Fellowship PO-Strabismus di PMN RS Mata Cicedo Bandung, membuat Irma mantap untuk memilih profesi dokter mata spesialis anak sejak tahun 2015.