Sampah Popok Bayi di Jember, Bisa Sampai 576 Ribu Per Hari
Jumlah sampah popok bayi satu kali pakai di Jember cukup memprihatinkan. Common Seas mencatat kurang lebih ada 500 ribu sampah popok bayi satu kali pakai setiap harinya.
Chief Operating Officer Common Seas, Celia Siura mengatakan, angka kelahiran bayi di Kabupaten Jember setiap tahun kurang lebih 36 ribu bayi. Bayi-bayi itu biasanya pakai popok sejak usia 0 sampai 4 tahun.
Sehingga selama 4 tahun terakhir, kurang lebih ada 144.000 bayi yang berpotensi pakai popok. Jika dalam satu hari kebutuhan popok tiap hari empat, maka per hari terdapat 576.000 sampah popok yang diproduksi di Kabupaten Jember.
“Kelahiran bayi di Jember setiap tahun kurang lebih 36 ribu bayi. Jika hitung selama empat tahun, ada 144 ribu bayi yang berpotensi memakai popok,” kata Celia, Kamis, 27 Juli 2023.
Tingginya sampah popok bayi di Jember disebabkan budaya masyarakat yang masih memilih popok satu kali pakai. Bekas popok bayi tersebut sebagian dibuang ke sungai.
Padahal, berdasarkan penelitian yang dilakukan Common Seas, sampah popok bayi memiliki dampak negatif yang cukup berbahaya. Sampah popok bayi yang dibuang ke sungai dapat mencemari sungai.
Air sungai yang tercemar popok bayi dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit bagi pemakai air sungai. Beberapa penyakit di antaranya kolera, tifus, hepatitis, bahkan, dapat menyebabkan kanker.
“Dalam popok itu terdapat banyak patogen yang berbahaya. Bisa menyebabkan kanker, hepatitis, tifus, dan korela,” jelas Celia.
Popok satu kali pakai juga sulit didaur ulang. Meskipun berhasil, namun hasil daur ulang tersebut tetap berbentuk plastik.
Berbeda dengan popok bayi yang dapat dipakai berkali-kali. Popok yang bisa dipakai berulang kali itu biasanya terbuat dari kain yang bisa dicuci setelah dipakai.
Dengan memakai popok cuci ulang selain dapat mengurangi pencemaran lingkungan juga dapat menghemat pengeluaran.
Common Seas mencatat pengeluaran seorang ibu untuk membeli popok bayi setiap hari minimal Rp 5.000. Sementara jika memakai popok bayi cuci ulang tidak perlu lagi mengeluarkan biaya setiap hari.
Sejauh ini, Common Seas sudah memberikan pendampingan khusus penggunaan popok cuci ulang di beberapa kecamatan di Jember sejak tahun 2022. Common Seas memberikan pendampingan di Desa Nogosari, Kecamatan Rambibuji, Desa Gumelar, Kecamatan Balung, Desa Sukamakmur, Kecamatan Ajung, dan Desa Kesilir, Kecamatan Wuluhan.
“Kami pernah memberikan bantuan enam popok cuci ulang tiap satu bayi di Jember. Sekitar 98 persen ibu dari bayi tersebut tidak membeli popok lagi selama enam bulan,” lanjut Celia.
Meskipun intens memberikan pendampingan, namun belum semua masyarakat memilih popok cuci ulang. Padahal dengan popok cuci ulang, masyarakat hanya cukup mencuci dan memakaikan popok itu kembali setelah kering.
Sementara berkaitan dengan mitos yang berkembang, bahwa popok bayi jangan sampai dibakar, memberikan kontribusi positif terhadap upaya kampanye penggunaan popok cuci pakai. Sebab, masyarakat yang khawatir bayinya terkena dampak jika popoknya dibakar, akan beralih ke popok cuci ulang.
“Mitos popok dibakar, jadi kekuatan. Warga tidak bisa membakar kita alihkan pakai popok yang bisa dicuci. Itu kita edukasi masyarakat Jawa Timur,” pungkas Celia.
Sementara itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak Dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Jember Suprihandoko menyambut baik tawaran kerja sama dengan Common Seas. Sebab pemberdayaan perempuan di Kabupaten Jember memang perlu terus ditingkatkan.
DP3AKB Jember, lanjut Handoko, sudah memiliki warga binaan di bidang jasa jahit. DP3AKB sudah melatih dan membekali warga dengan keterampilan menjahit.
Bahkan, warga binaan DP3AKB itu hingga saat ini masih aktif memproduksi. Namun barang yang diproduksi sejauh ini bukan popok cuci ulang.
Dengan adanya kerja sama ini, Handoko berharap warga yang bisa menjahit bisa memproduksi popok cuci ulang. Produk mereka nantinya bisa dipasarkan di Jember maupun luar Jember.
“Kami sudah menyiapkan tahun lalu melatih penjahit sampai sekarang eksis. Nanti bisa berkolaborasi dengan Common Seas memproduksi popok cuci ulang. Kalau sejauh ini belum ada penjahit di Jember yang dibina DP3AKB yang memproduksi popok cuci ulang,” kata Handoko.
Berbeda dengan pandangan Common Seas yang terbantu dengan mitos dampak membakar popok bayi. Bagi DP3AKB Jember mitos tersebut justru meningkatkan potensi masyarakat membuang popok bekas ke sungai.
“Mitos popok tak bisa dibakar dapat menjadi ancaman masa depan. Warga yang tidak mau membakar biasanya membuang popok bayi bekas ke sungai. Sungai tercemar, ikannya dimakan orang bisa menyebabkan kanker,” pungkas Handoko.
Advertisement