Pergerakan Kendaraan di Tol Jomo Naik Dua Kali Lipat Per Hari
Pergerakan kendaraan di Jalan Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) mengalami peningkatan dalam tiga hari terakhir. Berdasarkan data dari Layanan Lalu Lintas Astra Tol Jomo, tren peningkatan naik hampir dua kali lipat per hari.
Lonjakan pemudik terjadi sejak Selasa, 26 April 2022. Jumlah kendaraan yang melalui jalan bebas hambatan ini dalam tiga hari terakhir mencapai 28.680, 34.961 dan 43.800 per hari.
Penampakan lalu lintas ini berbeda dengan hari normal, volume kendaraan pada hari yang sama di angka 22.902, 24.271 dan 24.271 per hari.
"Volume kendaraan dari arah Jakarta maupun dari arah Surabaya sama banyaknya. Ada juga pelat Jember, Banyuwangi melintas ke arah barat," kata Kepala Departemen Layanan Lalu Lintas Astra Tol Jomo, Zanuar Firmanto, Jumat 29 April 2022.
Zanuar menjelaskan, 70 persen kendaraan yang melintas di Astra Tol Jomo melanjutkan perjalanan ke Tol Sumo menuju ke arah Surabaya dan ke Tol Ngawi-Kertosono mengarah ke Jakarta. Menurutnya, tingginya volume kendaraan terjadi menjelang sahur dan menjelang berbuka puasa. Namun, kemacetan belum sampai terjadi.
"Saat sahur maupun berbuka puasa, pantauan kami rest area penuh. Setelah berbuka lalu lintas menurun. Lalu Lintas pagi sampai siang juga landai," jelasnya.
Puncak arus mudik di Astra Tol Jomo, kata Zanuar, diprediksi terjadi pada hari kedua lebaran, H+1 dan H+2 Hari Raya Idul Fitri. Dalam tiga hari tersebut, jumlah kendaraan yang melintas diperkirakan mencapai 90.185, 84.566 dan 93.449 per hari.
Mengingat padatnya lalu lintas pada arus mudik kali ini, ia mengimbau para pemudik selalu berhati-hati dalam menempuh perjalanan ke kampung halaman.
Sementara untuk mencegah kecelakaan, PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) sebagai pengelola Astra Tol Jomo menyediakan 4 rest area agar para pemudik bisa melepas lelah. Yaitu Rest Area Teras Melati di KM 695 A, Teras Melati KM 695 B, Teras Dipa KM 678 A dan Teras Dipa di KM 678 B.
Selain itu, Zanuar juga mengimbau para pemudik tidak menyalip melalui bahu jalan tol karena sangat berbahaya. Mendahului lewat bahu jalan berisiko menabrak kendaraan yang mogok di tepi jalan. Belum lagi risiko kehilangan kendali mobil karena melalui bahu jalan dengan tingkat pengerasan yang kurang baik.
"Kalau bahu jalan kami sudah beton, pengerasan jalannya sama dengan lajur lalin. Sehingga tidak masalah. Kalau tol lainnya bahu jalan kelas pengerasannya lebih rendah. Sehingga berimbas terhadap handling kendaraan. Para pemudik saya imbau sabar, kalau tidak bisa menyalip jangan memaksakan," tandasnya.
Advertisement