Perempuan Ziarah Kubur, Bagaimana Hukumnya?
Dalam Islam, ziarah kubur menjadi masalah yang aktual. Meski begitu, tontonan sinetron di televisi kerapkali ada adegan perempuan berziarah kubur. Bahkan, terkesan ramai-ramai untuk menunjukkan suasana dukanya.
Ustadz Ma'ruf Khozin, Direktur Aswaja NU Center Jawa Timur menyampaikan pemahaman masalah tersebut. Berikut ulasannya:
Pada sesi akhir tanya jawab di acara penguatan Amaliah Aswaja di MWC NU Dampit Malang, ada anggota Fatayat yang bertanya hukum tentang ziarah kubur bagi perempuan yang katanya dilarang.
Saya tampilkan pendapat dalam Madzhab Syafi'iyah:
ﻭَﺫَﻛَﺮَ اﻟﺮُّﻭﻳَﺎﻧِﻲُّ ﻓِﻲ اﻟْﺒَﺤْﺮِ ﻭَﺟْﻬَﻴْﻦِ (ﺃَﺣَﺪَﻫُﻤَﺎ)
ﻳُﻜْﺮَﻩُ ﻛَﻤَﺎ ﻗَﺎﻟَﻪُ اﻟْﺠُﻤْﻬُﻮﺭُ (ﻭَاﻟﺜَّﺎﻧِﻲ) ﻻَ ﻳُﻜْﺮَﻩُ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻫُﻮَ اﻷَْﺻَﺢُّ ﻋﻨﺪﻱ ﺇﺫا ﺃﻣﻦ اﻻ ﻓﺘﺘﺎﻥ
Ar-Ruyani menyebutkan dalam kitab Al-Bahr perihal hukum ziarah kubur bagi perempuan ada 2 pendapat. Pertama adalah makruh seperti disampaikan oleh mayoritas ulama. Kedua adalah boleh. Ini pendapat yang lebih kuat menurut saya (Imam Nawawi), jika memang ziarah kubur bagi perempuan tidak menimbulkan fitnah (Al-Majmu' 5/311)
Dalil hadis yang dicantumkan oleh Imam An-Nawawi adalah:
ﻋَﻦْ ﺃَﻧَﺲِ ﺑْﻦِ ﻣَﺎﻟِﻚٍ ﺭَﺿِﻲَ اﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻨْﻪُ، ﻗَﺎﻝَ: ﻣَﺮَّ اﻟﻨَّﺒِﻲُّ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﺑِﺎﻣْﺮَﺃَﺓٍ ﻋِﻨْﺪَ ﻗَﺒْﺮٍ ﻭَﻫِﻲَ ﺗَﺒْﻜِﻲ، ﻓَﻘَﺎﻝَ: «اﺗَّﻘِﻲ اﻟﻠَّﻪَ ﻭاﺻﺒﺮﻱ»
Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berjumpa dengan perempuan yang sedang menangis di dekat sebuah kuburan. Nabi bersabda: "Bertakwalah kepada Allah dan sabarlah" (HR Bukhari).
Metode dalil yang disampaikan oleh para ulama bahwa andaikata ziarah kubur bagi perempuan dilarang maka mestinya Nabi melarang perempuan tersebut untuk ziarah kubur. Nyatanya Nabi membiarkan dan menyuruh takwa dan sabar.
Dalil lainnya adalah saudara Sayidah Aisyah meninggal di Makkah, lalu Sayidah Aisyah berangkat dari Madinah:
ﻋَﻦْ ﻋَﺒْﺪِ اﻟﻠَّﻪِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﻣُﻠَﻴْﻜَﺔَ، ﺃَﻥَّ ﻋَﺎﺋِﺸَﺔَ ﺃَﻗْﺒَﻠَﺖْ ﺫَاﺕَ ﻳَﻮْﻡٍ ﻣِﻦَ اﻟْﻤَﻘَﺎﺑِﺮِ ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻟَﻬَﺎ: ﻳَﺎ ﺃُﻡَّ اﻟْﻤُﺆْﻣِﻨِﻴﻦَ، ﻣِﻦْ ﺃَﻳْﻦَ ﺃَﻗْﺒَﻠْﺖِ؟ ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻣِﻦْ ﻗﺒﺮ ﺃﺧﻲ ﻋَﺒْﺪِ اﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ﺑْﻦِ ﺃَﺑِﻲ ﺑَﻜْﺮٍ، ﻓَﻘُﻠْﺖُ ﻟَﻬَﺎ: ﺃَﻟَﻴْﺲَ ﻛَﺎﻥَ ﺭَﺳُﻮﻝُ اﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ اﻟﻠﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻧَﻬَﻰ ﻋَﻦْ ﺯِﻳَﺎﺭَﺓِ اﻟْﻘُﺒُﻮﺭِ؟ ﻗَﺎﻟَﺖْ: ﻧَﻌَﻢْ، «ﻛَﺎﻥَ ﻗَﺪْ ﻧَﻬَﻰ، ﺛُﻢَّ ﺃُﻣِﺮَ ﺑِﺰِﻳَﺎﺭَﺗِﻬَﺎ»
Abdullah bin Abi Mulaikah berkata bahwa Aisyah pulang dari kuburan. Saya bertanya: "Wahai Ummul Mukminin, anda dari mana?" Aisyah menjawab: "Dari makam saudara saya, Abdurrahman bin Abu Bakar". Saya tanya lagi: "Bukankah Rasulullah shalallahu alaihi wasallam melarang ziarah kubur?" Aisyah menjawab: "Ya, Nabi pernah melarang namun Nabi diperintahkan untuk ziarah kubur" (HR Al Hakim)
Namun perempuan yang melakukan ziarah kubur tidak boleh melakukan dengan cara yang melanggar aturan dalam hukum Islam, seperti meratapi kematian, histeris sampai memukul tubuh, bersolek secara berlebihan dan sebagainya.
Demikianlah, wallahu a'lam.
Advertisement