Perempuan Harus Tangkas Berantas Hoax, Ini Penjelasan Al-Quran
Dalam Al-Quran telah dijelaskan, kita sebagai umat Islam wajib bersikap tabayun, dan menimbang setiap informasi dan peristiwa jika menerima berita yang belum jelas dan cenderung menyesatkan.
“Terlebih jika berita tersebut datang dari orang-otang fasiq dan munafik, sebagaimana telah Allah SWT tegaskan dalam Q.S. Al-Hujurat ayat 6,” kata Rosi Siti Rahmawatisalah, pemateri workshop "Say No to Hoax: Gerakan Perempuan Muda Anti-Hoax" pada Kamis (16/11/2017), digelar di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).
Rosi menjelaskan, ketika menerima sebuah berita yang instant, secara psikologis seseorang akan dengan mudah percaya dan cenderung mengiyakan.
“Pesan hoax seringkali tidak memiliki penulis yang jelas, anonimus. Sehingga orang yang akan menshare kembali tidak akan merasa bersalah dan tidak mesti bertanggung jawab karena berita itu juga di share dari tetangga/grup sebelah,” ungkap Rosi.
Selain itu, analisis kerja otak yang pada prinsipnya lebih mudah mencerna berita dan informasi yang tidak terlalu rumit dan instant. Sehingga upaya mencari pembenaran pun menurunkan tingkat dopamin dan kesenangan.
Sementara Detti Febrina menjelaskan, capaian sempurna menuju literasi digital seperti hamparan jalan nan berliku. “Sikap kita setiap kali menerima berita haruslah mempertanyakan dan mencari tahu seberapa reliable berita tersebut, tidak malas melakukan check and re-check, meng amunisi diri dengan berbagai pengetahun dan informasi, menggali dan mengeksplorasi pengetahuan tersebut dengan upaya read laterally dan tidak sebatas literasi media biasa,” ujar Detti.
Debby Affianty Lubis menekankan kembali bahwasanya hoax merupakan fenomena global, memiliki muatan miss leading information dan mengandung unsur kesengajaan purposefully, dan presented untruth as the ultimate truth.
Debby merefleksikan kembali sebuah keyakinan tentang betapa pentingnya perempuan menjadi agen perubahan, karena Nabi Muhammad SAW, pernah bersabda bahwa dengan mendidik satu perempuan sama halnya dengan mendidik suatu bangsa.
Debby juga meyakinkan bahwa girls and young women mampu menjadi agent of change yang sangat signifikan dan juga mampu melakukan perubahan dan mengawal peradaban suatu bangsa. (adi/md-online)