Perempuan, dan Pengguna Internet Berpotensi Terpapar Radikalisme
Indeks potensi radikalisme dan terorisme di Indonesia selama tahun 2022 turun. Bahkan, indeks tersebut telah melampaui target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
"Indeks risiko terorisme 2022 terdiri dari dimensi target dan dimensi suplai pelaku, hasil penilaian telah berhasil melampaul target yang ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
"Indeks potensi radikalisme dan terorisme berada di angka 51.54. Angka. Hal ini lebih rendah dari apa yang ditetapkan RPJMN," kata Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafli Amar pada siaran pers akhir tahun BNPT di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Rabu, 28 Desember 2022.
Pada kesempatan tersebut, BNPT bersama 34 Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) se-Indonesia yang sedang melakukan Rapat Koordinasi di Sentul Bogor, sejak 26 Desember 2022 lalu.
Perempuan Mudah Terpapar
Dalam survei tersebut menyebutkan bahwa perempuan, generasi muda, dan pihak yang aktif di internet menjadi penyumbang terbanyak dalam potensi radikalisme.
“Survei ini menemukan indeks potensi radikalisme lebih tinggi pada wanita, generasi muda, dan mereka yang aktif di internet,” katanya.
Berdasarkan survei itu, indeks 2022 berada di persentase 10 persen atau turun sebanyak 2,2 persen dari 2020 dengan jumlah 12,2 persen.
Atas hasil itu, Boy menyatakan bahwa persentase penurunan tersebut sudah mencapai target. Bahkan target itu sebenarnya melampaui target dari yang ditetapkan RPJMN.
Boy menambahkan, salah satu fokus mitigasi BNPT dalam deradikalisasi adalah membangun kesadaran masyarakat untuk menolak perkembangan intoleransi.
“Jadi, itu yang terus kami kembangkan untuk mempersempit pemahaman-pemahaman yang linear dengan terorisme,” kata Boy.
Adapun hasil tersebut bersumber dari survei yang dilakukan BNPT bersama sejumlah pihak.
Soal penurunan tersebut, BNPT menyebutkan capaian hasil indeks disebabkan oleh pembentukan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) dan Duta Damai Dunia Maya di Provinsi Papua dan Papua Barat.
475 Napiter Dideradikalisasi BNPT
Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengklaim telah berhasil melakukan deradikalisasi 475 narapidana terorisme (Napiter). Para Napiter tersebut tersebar di 62 Lembaga Permasyarakatan (Lapas) di Indonesia.
Dalam penjelasannya lebih lanjut, Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, deradikalisasi atau stratregi untuk menetralisasi paham-paham yang dianggap radikal dan membahayakan dengan cara pendekatan tanpa kekerasan.
"Selama 2022, sebanyak 475 narapidana terorisme yang tersebar di 62 Lapas dan 1 Lapas Khusus Teroris Kelas IIB, Sentul telah dilakukan upaya deradikalisasi," ujarnya.
Boy menambahkan, dari luar lapas sendiri, BNPT berhasil melakukan deradikalksasi sebanyak 1.192 orang atau kelompok selama 2022.
"Sedangkan di luar Lapas, BNPT telah melaksanakan deradikalisasi terhadap 1.192 orang atau eks napiter," imbuhnya.