Perekrutan Atlet Puslatcab Atletik Surabaya Dinilai Tidak Fair
Klub Atletik Samaratungga Surabaya dipaksa gigit jari. Sebanyak 12 atlet berprestasinya gagal masuk ke dalam skuat Kota Surabaya, proyeksi Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Timur VII 2022. Hal ini diakibatkan karena proses perekrutan atlet yang dinilai Klub Atletik Samaratungga tidak fair.
Penyebab utama 12 atletnya tidak bisa masuk dalam Puslatcab Surabaya, karena klub dianggap ilegal, setelah berganti nama dari Fajar Mas Murni (FMM) menjadi Samaratungga. Padahal, saat Kejuaraan Daerah (Kejurda) Atletik di Surabaya pada Desember 2021 lalu, klub ini mendapat rekomendasi untuk mengikuti ajang tersebut dari Pengurus Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) Kota Surabaya.
"Akhirnya, tidak bisa masuk karena ganti nama klub. Klub ini ilegal, padahal syarat ikut kejurda bukan klub, tapi KTP dan KK. Kemudian kalau ilegal kenapa kita dikasih rekom oleh PASI Surabaya kan aneh," ungkap Murtoyo, salah satu pelatih Samaratungga.
Padahal, aku pria yang juga Pelatih Lompat Galah Jawa Timur itu, 12 atlet tersebut memiliki prestasi gemilang tidak hanya pada ajang Kejurda Surabaya saja.
"Potensi anak-anak ini sangat bagus, orang atlet nomor satunya Jawa Timur saja ada yang bisa dikalahkan. Bahkan, yang masuk Puslatcab kebanyakan di bawah anak-anak ini. Kasihan juga kalau mereka gak bisa ikut padahal sudah berlatih setahun dua tahun," ujarnya.
Dengan kejadian ini, tidak hanya merugikan klub saja tapi juga merugikan Surabaya yang kemungkinan prestasinya akan jeblok karena merekrut atlet yang secara kemampuan di bawah.
Sementara itu, salah satu orangtua atlet Elly Yani mengaku, sedih melihat proses perekrutan atlet yang tidak jelas mengorbankan atlet berprestasi. Ia pun ikut berjuang dengan melakukan komunikasi bersama tim pelatih ke PASI Surabaya dan KONI Surabaya. PASI Surabaya beralasan karena klub tersebut ilegal.
"Direkom ada nama klub Samaratungga, tapi begitu acara Samaratungga masuk dapat prestasi klub kita dianggap ilegal. Artinya kalau kita ilegal tapi kok kita masuk kejurda. Ada keputusan sepihak dari PASI dalam merekrut atlet," sesalnya.
Karena itu, ia berharap, ada perekrutan atlet yang jelas dilakukan oleh PASI Surabaya dan KONI Surabaya sesuai prestasi yang ada.
Advertisement