Industri Jatim Menguat, Jokowi Minta Disiapkan SDM Berkualitas
Surabaya: Presiden Joko Widodo sore ini melakukan rapat terbatas Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas dengan agenda evaluasi pelaksanaan proyek strategis nasional dan program prioritas di Provinsi Jawa Timur. Rapat terbatas ini dilakukan bersama Gubernur Jawa Timur Soekarwo beserta jajaran Menteri Kabinet Kerja lainnya, di Kantor Presiden, Selasa (14/3) Sore.
Dalam pertemuan itu Presiden menyebutkan Tiga sektor utama penyangga perekonomian Jawa Timur berdasarkan data pertumbuhan ekonomi Jawa Timur yang cukup tinggi, yaitu 5,55%. Angka ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional tahun lalu sebesar 5,02%.
Presiden Jokowi menyebutkan ketiga sektor utama itu adalah; industri pengolahan industri, perdagangan dan jasa, serta di sektor pertanian. “Pertumbuhan tiga sektor ini yang membuat perekonomian Jawa Timur mampu tumbuh relatif tinggi dan berkesinambungan,” ucapnya.
Sejalan dengan menguatnya sektor industri pada perekonomian Jawa Timur, Presiden juga memberikan penekanan khusus pada penyiapan SDM yang terampil dan berkualitas. “Untuk itu, saya minta agar program pendidikan dan pelatihan vokasi harus dilakukan secara masif dengan melibatkan kalangan Industri. Saya melihat di Jawa Timur ini sudah dilakukan,” ujar Presiden.
Presiden juga mengingatkan untuk melibatkan pondok-pondok pesantren yang banyak tersebar di Jawa Timur dalam penyiapan SDM. “Sehingga, para santri bukan hanya dibekali ilmu agama tetapi juga mendapatkan pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang berguna ketika mereka memasuki dunia kerja. Ini saya lihat juga sudah dimulai di Jawa Timur,” kata Presiden.
“Saya yakin pertumbuhan ekonomi ini akan semakin tinggi jika kita bisa lebih fokus lagi untuk melakukan langkah-langkah terobosan meningkatkan kinerja di tiga sektor unggulan tadi, baik dengan mempercepat pembangunan infrastruktur pendukung, pengurangan biaya logistik, bantuan teknis maupun penyiapan sumber daya manusia yang berkualitas,” ujar Presiden.
Namun, Presiden mengingatkan pertumbuhan yang semakin tinggi harus berdampak pada penurunan tingkat kemiskinan. “Di Jawa Timur yang masih berada pada level 11,85 persen atau 1,15 persen lebih tinggi dari rata-rata nasional (10,70 persen). Dan juga dalam upaya mengurangi ketimpangan pendapatan yang masih berada di tingkat yang lebih tinggi 0,402 dibandingkan dengan rata-rata nasional 0,397,” ucap Presiden. (frd)