Diguncang Covid-19, Perekonomian Indonesia Merosot Tajam
Perekonomian Indonesia terpuruk pertama kali sepanjang 20 tahun terakhir. Produk domestik bruto (GDP) merosot 5,32 persen dibandingkan April hingga Juni, tahun lalu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS)
Sebelumnya, pemerintah berharap perekonomian akan merosot sebesar 4,61 persen,setelah mengalami pertumbuhan 2,97 persen dibanding tahun lalu, pada kwartal pertama, menurut pooling Reuters.
BPS menyebutkan merosotnya perekonomian disebabkan dampak dari pandemi, dengan pengeluaran rumah tangga yang menurun, dan investasi tertunda, sedangkan ekspor juga terpukul akibat permintaan global yang turun dan harga komoditas yang merosot.
Gambaran negatif perekonomian Indonesia menyebabkan saham asal perusahaan Indonesia turun, dengan benchmark indeks saham turun sekitar 0,3 persen. Sedangkan nilai tukar rupiah pada dolar Amerika Serikat tak berubah.
Banks HSBC menyebut kontradiksi ini sejalan dengan prediksi yang telah dibuat. "Namun ini tak bisa dirarik dari dampak kerusakan sosial dan ekonomi akibat Covid-19, yang berisiko meninggalkan luka jangka panjang," kata pernyataan dari HSBC kepada Aljazeera.
Bank Indonesia dan pemerintah sebelumnya telah memberikan skema utang monetisasi sebesar USD40 miliar, dan BI berjanji akan membeli saham pemerintah senilai USD28 miliar dan membebaskan bunga pembayaran.
BI juga memotong bunga sebanyak empat kali di tahun ini, dengan poin persentase lebih rendah dibandingkan tahun 2016, dengan tujuan mendorong pertumbuhan.
Namun, upaya stimulus dari pemerintah ini mendapat kritik dari analis. "Meski terdapat paket fiskal senilai Rp695 triliun (USD48 miliar), namun hanya sekitar 20 persen dari bujet yang sudah terserap, dan membuat Presiden Joko Widodo mendorong distribusi lewat jalur cepat (di kwartal ketiga), untuk mendukung perekonomian," kata Bank ING kepada Aljazeera.
Sementara, Indonesia mencatat tambahan kasus baru sebanyak 1.882 per Kamis 6 Agustus 2020, membuat jumlah akumulatif menjadi 118.753, dengan total 5.521 pasien meninggal. Sebanyak 75.645 pasien di antaranya sembuh, dan 37.587 di antaranya dalam perawatan. (Alj)