Perdana Menteri Sudan Dikudeta dan Ditahan
Perdana Menteri Sudan Abdallah Hamdok disandera atau ditahan setelah pasukan militer tak dikenal mengepung rumahnya pada Senin pagi. Demikian laporan stasiun TV Sudan, Al Hadath, yang dikutip Al Jazeera hari Senin siang.
Langkah terhadap Abdallah Hamdok terjadi tak lama setelah militer Sudan menangkap beberapa pejabat sipil termasuk menteri kabinet, penasihat media perdana menteri dan anggota dewan kedaulatan yang berkuasa di negara itu.
Sudan berada di ujung tanduk sejak plot kudeta yang gagal bulan lalu menimbulkan tuduhan keras antara kelompok militer dan sipil yang dimaksudkan untuk berbagi kekuasaan menyusul, penggulingan pemimpin lama negara itu Omar al-Bashir.
Omar Al-Bashir digulingkan setelah berbulan-bulan rakyat melakukan protes jalanan pada 2019, dan transisi politik disepakati setelah pemecatannya dimaksudkan untuk memimpin pemilihan pada akhir 2023.
Akses telekomunikasi telah dibatasi di negara itu jadi sangat sulit untuk mendapatkan informasi tentang apa yang sedang terjadi. Menteri perindustrian Sudan juga ditangkap. Dia memposting info melalui media sosial hanya beberapa menit sebelum penangkapannya, mengatakan bahwa ada kehadiran militer di luar rumahnya.
Menteri penerangan juga telah ditangkap bersama dengan penasihat perdana menteri. Juru bicara dewan berdaulat, sebuah badan yang secara efektif menjadi presiden Sudan, juga telah ditangkap.
Berikut nama-nama mereka yang ditahan;
1. PM Abdallah Hamdok
2. Menteri Perindustrian Ibrahim al-Sheikh.
3. Menteri Penerangan Hamza Baloul.
4. Anggauta Dewan Kedaulatan Mohammed al-Fiky Suliman
5. Penasehat Perdana Menteru urusan media; Faisal Mohammed Saleh.
6. Gubernur Negara Bagian Khartoum, Ayman Khalid.
Asosiasi Profesional Sudan, kelompok politik pro-demokrasi utama di negara itu, menyebut langkah militer pada hari Senin sebagai kudeta militer dan meminta masyarakat untuk turun ke jalan sebagai protes. (*)