Perdana Menteri Palestina Mundur di tengah Bombardir Israel
Perdana Menteri (PM) Palestina, Mohammad Shtayyeh mengundurkan diri, hari ini, Senin 26 Februari 2024. Saat mengumumkan pengunduran dirinya di depan wartawan di Ramallah, Stayyeh menuturkan, keputusannya ini diambil karena "eskalasi yang belum pernah terjadi sebelumnya" di Tepi Barat dan Yerusalem.
Ada tekanan Amerika Serikat (AS) terhadap Presiden Mahmoud Abbas untuk menggoyahkan otoritas Palestina seiring dengan semakin intensifnya upaya internasional untuk menghentikan pertempuran di Gaza dan mulai menyusun struktur politik untuk memerintah wilayah tersebut setelah perang.
"Dan otoritas Palestina akan terus berjuang mewujudkan negara di tanah Palestina meskipun ada pendudukan (Israel)," ucap Shtayyeh seperti dikutip Al Jazeera.
Otoritas Palestina, yang dibentuk 30 tahun lalu berdasarkan perjanjian perdamaian sementara Oslo, menjalankan pemerintahan terbatas di sebagian wilayah Tepi Barat yang diduduki, namun kehilangan kekuasaan di Gaza setelah perselisihan dengan Hamas pada 2007.
Di sisi lain, Israel telah bersumpah untuk menghancurkan Hamas dan mengatakan bahwa demi alasan keamanan, mereka tidak akan menerima pemerintahan Otoritas Palestina atas Gaza setelah perang, yang pecah setelah serangan pimpinan Hamas terhadap Israel selatan pada 7 Oktober, yang menewaskan sekitar 1.200 warga Israel dan warga asing. Sejauh ini, menurut otoritas kesehatan Palestina, hampir 30.000 warga Palestina telah tewas dalam pertempuran di Gaza, dan hampir seluruh penduduk telah diusir dari rumah mereka.