Perdamaian Afrika Tengah, Kontingen Garuda Perbaiki Tower Ambruk
Memulihkan krisis listrik di Distrik 18 Ombella, Kota Bangui, Republik Afrika Tengah, Satgas Kompi Zeni (Kizi) Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-G turut memperbaiki ambruknya tiga tower listrik.
Kegiatan dilakukan, Senin 3 Mei 2021, dilakukan setelah tower ambruk akibat hujan deras melanda wilayah tersebut.
"Ketinggian kurang lebih 18 meter ini berhasil didirikan kembali oleh personel Satgas bekerja sama dengan para insinyur Afrika Tengah dari Energy Central Africa (ENERCA) menggunakan mobile crane milik Satgas," tutur Lettu Czi Ariel Dian Prastyo, pemimpin kegiatan, dalam keterangan Kamis 6 Mei 2021.
Deputy Force Commander (DFC) Mayor Jenderal Maia Pereira Paulo Emmanuel mengapresiasi aksi sigap personel Satgas Kizi mendirikan kembali tower ambruk.
“Tiga tower listrik yang rubuh ini menyebabkan suplai listrik di Distrik 18 Ombella terputus, sehingga mengganggu aktifitas warga selama beberapa hari, namun permasalahan tersebut dapat segera teratasi dengan bantuan personel Satgas sehingga aktifitas kembali normal,” tuturnya.
Satgas tersebut merupakan Satgas Kompi Zeni (Kizi) Kontingen Garuda (Konga) XXXVII-G Multidimentional Integrated Stabilization Mission in the Central African Republic (MINUSCA CAR).
Gandeng Afrika Dalam Perjanjian Hibah
Semeentara itu, terkait diplomasi untuk perdamaian dunia. Indonesia bersama negara di Afrika melakukan penandatanganan perjanjian hibah antara Indonesia-Mozambik dan Indonesia-Zimbabwe. Acara itu disaksikan langsung Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno L Marsudi.
"Dari Bogor saya sangat senang untuk menyaksikan penandatanganan Perjanjian hibah antara Indonesia, mozambik, dan Zimbabwe," kata Retno secara virtual, Selasa lalu.
"Sebagai teman, kesepakatan hibah ini mencerminkan komitmen Indonesia untuk memberikan dukungan kita untuk berbagi. Beban lain, terutama selama masa-masa sulit," tambahnya.
Berbagi beban yang dimaksud Retno adalah saling tolong-menolong antar negara Indonesia dengan negara di Afrika.
Retno menjelaskan, saat ini bukan hanya pandemi Covid-19 yang menyerang Indonesia, namun juga bencana alam seperti gempa bumi dan banjir bandang.
"Saat ini kita menghadapi tantangan umum, perubahan iklim. Angin siklon telah membawa kerugian besar bagi orang-orang kami di Nusa Tenggara Timur dan Jawa Timur," tuturnya.
Perubahan Musim Ekstrem
Berkaca pada pengalaman sebelumnya, bulan Maret 2019, badai siklon Idai menghantam tiga negara di Afrika Timur menewaskan lebih dari 750 orang.
Belum lama ini, Indonesia dihantam badai siklon Seroja yang meluluh-lantahkan daerah di Nusa Tenggara timur dan gempa bumi di Jawa Timur.
"Bencana alam, ditambah dampak coronavirus adalah bencana. Oleh karena itu, kita perlu berdiri bersama dan berbagi beban. Kerja sama dan solidaritas adalah kunci. Ini adalah dasar dari kemitraan kita," tuturnya.
Terakhir, Retno berharap dengan adanya kesepakatan hibah ini, Indonesia-Mozambik dan Zimbabwe dapat berkontribusi positif dalam upaya proses pemulihan rekonstruksi di Mozambik dan Zimbabwe.